Minggu, 29 Desember 2019

JALAN - JALAN DI HONGKONG - MACAU - PART 2

Setelah menghabiskan 4 hari jalan-jalan di Hongkong, tujuan saya berikutnya adalah Macau. Macau merupakan daerah administratif China yang terdiri dari 4 daerah utama: Macau Peninsula, Taipa, Cotai, dan Coloane.

Daerah Macau Peninsula berbatasan langsung dengan Cina Daratan dan di area ini terdapat Senado Square, Ruins St. Paul, dan casino Grand Lisboa. Sementara daerah Taipa merupakan area dimana ferry terminal dan Macau International Airport berada. Sedangkan daerah Cotai pusat dari casino-casino megah seperti the Venetian, the Galaxy, the Parisian, dan City of the Dream. Terakhir Coloane, daerah paling ujung selatan yang jarang dikunjungi turis.



HONGKONG KE MACAU (BY FERRY)


Dari Hongkong ada 3 terminal ferry dengan tujuan Macau. Di Hongkong International Airport, Kowloon, dan Hongkong Island. Harga tiket ferry-nya lebih murah untuk keberangkatan siang hari ketimbang malam hari, dengan lama tempuh 1 jam.
  • Sky Pier di Hongkong International Airport (HKD 270-300 sekali jalan)
  • Hongkong Macau Ferry Terminal di Connaught Road, Sheung Wan, Hongkong Island (HKD 171-211 sekali jalan)
  • Hongkong China Ferry Terminal di Canton Road, Tsim Sha Tsui, Kowloon. (HKD 171-211 sekali jalan)

HONGKONG KE MACAU (BY BUS)


Cara termurah dari Hongkong menuju Macau adalah dengan naik HZMB bus. Berikut langkah-langkahnya:
  • naik MTR lalu turun di Sunny Bay station
  • kemudian naik bus B5, bayar HKD 5.8 turun di HZMB (pemberhentian terakhir)
  • masuk konter imigrasi untuk keluar dari Hongkong
  • beli tiket HZMB bus seharga HKD 65
  • naik bus HZMB. Perjalanan sekitar 1 jam- tiba di Macau, masuk konter imigrasi untuk mendapatkan cap masuk Macau
  • keluar imigrasi, naik bus 101X dan 102X tergantung lokasi penginapan. Bayar 6 MOP

Dengan cara ini, total kita hanya perlu membayar tidak lebih dari HKD 100 untuk tiba di Macau. 
Bandingkan dengan ferry yang paling tidak harga tiketnya HKD 170 sekali jalan


AKOMODASI DI MACAU


Saat 10 tahun lalu (2009) pergi ke Macau, tidak sulit untuk mencari hotel budget bagus, murah, dan bersih. Tapi sekarang susah sekali. Tidak ada hotel yang dibawah rate IDR 1,000,000 per malam. Sialnya, hostel pun tidak ada sama sekali di Macau.

Tidak kehabisan akal, saya lalu melirik opsi Airbnb yang ternyata setelah teliti mencari, ketemu juga akomodasi di bawah 1 juta per malam. Namanya "Shared Room Hosted by Shanshan" dengan harga USD 34 per malam. Akomodasi Airbnb ini berada di suatu apartment tua di depan dekat MGM Macau. Pemiliknya seorang bapak-bapak berusia sekitar 40 tahun tapi tidak bisa berbahasa Ingrris sama sekali. Semua komunikasi kita lakukan dengan google translate

Perihal lokasi, saya memang sengaja memilih Airbnb di pusat kota supaya tinggal jalan kaki kalau mau ke Ruins St. Paul dan Senado Square. Dan saya pilih dekat casino besar seperti MGM Casino supaya saya bisa menggunakan fasilitas free shuttle busnya ke pusat kota/airport/macau ferry terminal/taipa ferry terminal.


MATA UANG MACAU (MOP)


Macau memiliki mata uangnya sendiri bernama MOP namun Hongkong Dolar (HKD) juga lazim dipakai untuk pembayaran. Terkadang kalau kita membayar dengan HKD, kembaliannya juga dalam HKD. Tapi kadang juga kembaliannya dalam MOP.

1 MOP = 0.97 HKD
1 MOP = IDR 1,741


DAY 4
KUN LAM STATUE


Setelah beres check in di xxxx, saya langsung mengeksplore daerah Macau Peninsula. Tujuan pertama Kun Lam Statue yang hanya berjarak 5 menit jalan kaki dari Airbnb. Patung perunggu setinggi 7 m ini memang sering dijadikan ikon dari Macau bersamaan dengan Ruins St. Paul dan Macau Tower.


RUINS ST. PAUL


Dari Kun Lam Statue saya kemudian berjalan kaki menuju Ruins St. Paul. Agak jauh memang tapi saya malas naik bus di Macau karena ribet dan sopirnya tidak bisa bahasa Inggris. Perlu diketahui, Macau ini dulunya bekas jajahan negara Portugis sehingga bahasa resminya bahasa Portugis dan Cantonese. Bahasa Inggris tidak laku disana. 

Jadi daripada nyasar dan buang-buang waktu, lebih baik saya jalan kaki saja sekalian cuci mata menikmati bangunan-bangunan tua khas Portugis yang banyak terdapat di Macau Peninsula. 

Ruins St. Paul ini sejatinya sebuah gereja katolik bergaya baroque setinggi 27 m yang dibangun tahun 1637-1640. Sayangnya gereja ini mengalami kebakaran dahsyat di tahun 1835 yang mengakibatkan hanya bagian depan gereja yang tersisa. Boleh dibilang Ruins St. Paul ini bangunan paling populer di Macau. Tidak sah ke Macau kalau belum kesana.



FORTALEZA DO MONTE


Persis di sebelah Ruins St. Paul, terdapat sebuah benteng yang dibangun di atas bukit Mount Hill setinggi 52 m. Fortaleza do Monte namanya. Benteng ini dibangun tahun 1617-1626 untuk melindungi penduduk di Macau kali itu dari serangan bajak laut. Tapi kini sudah dialih fungsikan sebagai spot terbaik untuk menikmati sunset karena dari atas sana, dapat terlihat pemandangan kota Macau dari ketinggian. Dan gratis pula! Tidak dipungut biaya untuk masuknya.



GRAND LISBOA


Dalam perjalanan balik, saya sempatkan untuk mampir ke Casino Grand Lisboa yang memiliki arsitektur unik. Dibangun tahun 2007, Grand Lisboa ini merupakan bangunan tertinggi di Macau dengan ketinggian 261 m. Pantas dari sudut mana pun di daerah Macau Peninsula, kita bisa dengan mudah melihat Casino Grand Lisboa.

Persis di belakang Grand Lisboa, terdapat kedai Margaret's Cafe e Nata yang menjual eggtart legendaris di Macau. Wajib banget mencoba eggtartnya yang rasanya creamy, lembut, dan light, dibalut pastry super renyah. Selain eggtartnya Margaret's Cafe, meati cobain juga eggtartnya Lord Stow's Bakery. Kalau eggtartnya Koi Kei merek sejuta umat, B aja rasanya.



DAY 5
RUINS ST. PAUL


Karena kemarin pas ke Ruins St. Paul ramai banget, maka besok pagi-paginya saya mampir lagi kesana buat foto-foto tanpa bocor. Saya datang persis pukul 7.45 pagi dan masih bisa leluasa foto-foto. Tapi pas pukul 8, tiba-tiba saja segerombolan turis mainland China datang entah dari mana dan langsung bikin rusuh. Jadi saran saya, kalau mau foto-foto tanpa bocor mesti datang sebelum jam 8.



SENADO SQUARE


Selain Ruins St. Paul, wajib juga mampir ke alun-alun paling terkenal di Macau, Senado Square. Karena saat itu bertepatan dengan Natal maka dekorasi di Senado Square ini semarak dengan semangat natal lengkap dengan Santa Klaus dan rusa kutubnya.



RUA DE FELICIDADE


Pada abad ke 19th, jalanan Rua De Felicidade yang berada persis di depan Senado Square ini dikenal sebagai red light district-nya Macau. Namun sejak terjadinya Perang Dunia 2, bisnis prostitusi dilarang di Macau yang mengakibatkan redupnya pamor dari Rua de Felicidade. Tapi kini pamornya naik lagi untuk alasan yang berbeda, yaitu karena tourism. 


VENETIAN MACAU


Dari Senado Square dan Rua de Felicidade, saya lalu naik shuttle bus MGM Casino (gratis) menuju Macau Ferry Terminal. Disana lalu saya sambung naik shuttle bus Venetian menuju the Venetian Macau (gratis) di daerah Cotai, pusatnya casino-casino menter di Macau.

The Venetian Macau ini dibangun tahun 2007 dan merupakan gabungan antara casino, hotel, resort, dan pusat perbelanjaan yang jadi satu. Seperti namanya, the Venetian Macau ini baik interior maupun eksteriornya mengambil tema kota air Venice di Italia. Saking niatnya sampai dibangun canal-canal dan gondola segala agar menyerupai kota aslinya.

Selain di Macau, the Venetian juga mempunyai cabang di Las Vegas, USA (the Venetian Las Vegas). Kebetulan saya pernah berkunjung ke keduanya dan menurut saya, the Venetian Macau ini jauh lebih mewah dan keren ketimbang saudaranya di Las Vegas.


THE PARISIAN MACAU


Kalau tadi the Venetian Macau mengambil tema kota Venice di Italia, maka the Parisian Macau mengambil tema kota Paris lengkap dengan Eiffel Towernya yang spektakuler dan berkelap-kelip di malam hari. Sama halnya dengan the Venetian Macau, the Parisian Macau juga terdiri dari resort, hotel, casino, dan pusat perbelanjaan yang tumplek blek jadi satu.

Macau memang mendapat julukan Las Vegasnya Asia karena banyaknya casino-casino yang ada disana. Namun sebutan tersebut kurang tepat karena sejatinya Las Vegas identik dengan 3 hal : Judi, Prostitusi, dan Night Life. Sementara di Macau, hanya ada judi saja.



TAIPA VILLAGE


Selain daerah Senado Square di Macau Peninsula yang banyak menyimpang bangunan peninggalan Portugis, lokasi lainnya adalah Taipa Village. Area old town di daerah Cotai, hanya berjarak 15 menit jalan kaki dari the Venetian Macau.

Di Taipa Village ini lagi-lagi mata kita akan dimanjakan dengan jejeran bangunan tua khas Portugis yang masih terawat. Juga terdapat eggtart legendaris Lord Stow's Bakery yang pastinya wajib dicoba.




Dan kunjungan ke Taipa Village ini menjadi akhir dari perjalanan saya di Macau karena besoknya saya harus ke bandara untuk mengejar pesawat balik ke Jakarta. Overall saya suka sekali suasana di Macau. Karena sebentar berasa Portugis (bangunan kota tuanya), sebentar berasa di Amerika (casino-casinonya), dan sebentar di China. Asik deh Macau. 1 kota, 3 rasa benua.


Cheers,

- THE END -


Instagram : @williamkellye
https://www.instagram.com/williamkellye/

#Travel #Backpacking #Explore #Wanderlust #Destination #Williamkellye #Solotravelling #Hongkong #Macau



Sabtu, 28 Desember 2019

JALAN - JALAN DI HONGKONG - MACAU - PART 1

Pertama kali ke Hongkong sekitar 10 tahun lalu ketika masih belum ada instagram. Informasi wisatanya juga masih minim di internet karena travel blog masih jarang beredar. Alhasil saat itu saya hanya mengunjungi tempat-tempat mainstream seperti Disneyland dan Ngong Ping.

10 tahun kemudian, siapa sangka saya bisa menjejakkan kaki lagi di Hongkong. Sebelum berangkat saya memang sempat was-was mengingat situasi di Hongkong yang kurang kondusif di tahun 2019. Sering terjadi demo dan banyak terjadi huru-hara. Untungnya selama saya disana pada akhir bulan Desember, situasi aman terkendali. Mungkin para pendemo lelah dan butuh piknik natal dan tahun baru, hehe.

JALAN-JALAN DI HONG KONG - MACAU - PART 2


JAKARTA KE HONGKONG

Boleh dibilang trip ke Hongkong kali ini termasuk trip impulsif karena tiket pesawat baru dipesan 1 bulan sebelumnya. Biasanya kan saya selalu membeli tiket promo 6 hingga 12 bulan sebelum keberangkatan. Tapi entah ada angin apa, tiba-tiba saja Airasia menjual tiket Jakarta ke Hongkong (via Kuala Lumpur) dengan harga "masuk akal" di keberangkatan bulan Desember. Padahal bertepatan dengan high season, saat libur natal dan tahun baru. Saya dapat IDR 1,522,000 untuk rute Jakarta - Hongkong.

Pulangnya saya memilih lewat Macau karena tanggung sudah di Hongkong, jadi ingin sekalian main ke Macau. Untungnya harga tiket baliknya juga masih on budget. Saya dapat IDR 1,545,000.

AKOMODASI DI HONGKONG

Harga properti di Hongkong termasuk yang termahal di dunia. Rata-rata hotel di Hongkong sudah berukuran mini, harganya fantastis. Tapi karena saya sedang solo traveling, tentu saya memilih menginap di hostel saja supaya lebih ekonomis. Saya pilih HOHO Hostel di daerah Jordan dengan harga per malamnya IDR 222,000. Lokasinya super strategis!

DAY 1
HONGKONG INTERNATIONAL AIRPORT

Tiba di Hongkong International Airport (HKIA) atau sering disebut Chek Lap Kok Airport, saya langsung buru-buru mencari konter penjualan Octopus Card. Kartu sakti ini berfungsi layaknya Opal Card di Sydney atau Oyster Card di London, bisa digunakan untuk naik segala jenis moda transportasi publik di Hongkong seperti bus, MTR, dan tram. Jadi tinggal "tap in" dan "tap out" saja tanpa harus ribet beli tiket/karcis terlebih dahulu. Harga default Octopus Card sebesar HKD 150 terdiri dari deposit HKD 50 (refundable) dan initial value HKD 100. 

Setelah Octopus Card di tangan, saya lalu membeli simcard lokal supaya tetap up to date dan bisa buka Google Map biar tidak nyasar. Saya beli Discover Hong Kong Tourist Sim Card seharga HKD 88 untuk 5 hari, sudah termasuk pulsa HKD 30 untuk panggilan suara dan paket data 1.5 GB.

Kemudian saya menuju terminal bus Airport untuk mencari Bus #21 tujuan Tsim Tsa Tsui. Harganya HKD 33, lama perjalanan sekitar 1 jam. Jauh lebih murah ketimbang naik kereta Airport Express seharga HKD 100 sekali jalan.

YICK CHEONG BUILDING (AKA MONSTER BUILDING)

Beres check in di hostel, saya segera meluncur ke destinasi pertama, Yick Cheong Building.  Gedung ini sudah dibangun dari tahun 1960 namun namanya mulai beken sejak dipakai sebagai lokasi syuting film "the Transformer - Age of Extinsion". Saking terkenalnya, tempat ini ramai dikunjungi turis setiap harinya sampai-sampai aktivitas berbau fotografi dilarang disana karena dirasa mengganggu. Tapi berhubung saya sudah jauh-jauh sampai disana, saya pun akhirnya nekat saja mengambil beberapa foto.

Cara kesana:
Naik MTR turun di Tai Koo Station. Keluar di exit B. Lalu jalan 5 menit di sepanjang King's Road. Lorong untuk masuk ke Yick Cheong Building berada di antara toko daging dan toko bakery.

LUGARD ROAD

Dari Monster Building saya lalu menuju Lugard Road untuk menonton sunset dan menikmati  pemandangan Hongkong di malam hari. Sebetulnya spot sunset terbaik ada di Sky Terrace 428 di the Peak Tower. Cuman untuk masuk kesana mesti membayar HKD 52. 

Tapi karena saya anaknya suka yang gratisan maka saya memilih menonton sunset dari Lugard Road saja yang tidak dipungut biaya masuk. Lugard Road ini jalanan di samping the Peak Tower yang sering dipakai orang lokal untuk jogging dengan view langsung Pulau Hongkong dan Kowloon area. Lebih sepi, lebih jarang turis, dan gratis pastinya. 

Cara kesana: (paling hemat dan murah)
Naik MTR turun di Central. Lalu naik bus X15 tujuan The Peak Tower bayar HKD 12.40/one way (lebih murah ketimbang naik Peak Tram HKD 45 (PP)). Jalanan setapak menuju Lugard Road berada di samping The Peak Tower.


DAY 2
CHOI HUNG ESTATE

Hari kedua di Hongkong agendanya untuk mengunjungi tempat-tempat instagramable yang banyak beredar di internet. Lokasi pertama adalah Choi Hung Estate, kompleks pemukiman warga lokal Hongkong yang dibangun tahun 1963. Kompleks ini juga sering dikenal dengan sebutan "the Rainbow Estate" karena eksterior bangunannya yang di cat warna-warni seperti pelangi. Best viewed-nya dari rooftop parkiran yang lengkap dengan lapangan basket, lapangan badminton, serta area olah raga. Biasanya tempat ini dipadati orang lokal yang memang kesana untuk berolah-raga.

Cara kesana:
Naik MTR turun di Choi Hung Station. Ambil exit C4. Lalu berjalanlah 5 menit menuju area parkiran Choi Hung.


PING SHEK ESTATE

Masih di area Choi Hung, ada lokasi instagramable lainnya bernama Phing Shek Estate. Area kompleks ini terdiri dari 7 gedung yang dibangun dari tahun 1970-1973 dan difungsikan sebagai tempat tinggal warga lokal. Jika kita tiba kesana dan melihat ke atas, maka akan terlihat deretan gedung yang fotogenik yang keren.

Cara kesana:
Naik MTR turun di Choi Hung Station. Ambil exit A2.

LOK WAH SOUTH ESTATE

Berikutnya, perjalanan berlanjut menuju Lok Wah South Estate, gedung tempat tinggal warga lokal yang dibangun tahun 1982. Dari luar, bangunan gedung ini tampak biasa saja. Tapi jika kita naik ke rooftop parkirannya, barulah terlihat spot instagramable yang sering beredar di internet. 

Lok Wah South Estate ini lokasinya masih 1 area dengan Choi Hung Estate. Jadi biasanya 2 tempat ini selalu dikunjungi berbarengan. Setelah ke Choi Hung Estate, baru ke Lok Wah South Estate (atau sebaliknya).

Cara kesana:
Naik MTR turun di Ngau Tau Kok Station. Ambil exit B3. Belok kiri lalu jalan menanjak di sepanjang Ngau Tau Kok Road. Belok kanan ke Shin Road hingga ujung sampai ketemu taman. Darisitu tinggal ikuti jalan setapak di taman hingga ketemu Lok Wah South Estate di kanan jalan.


GARDEN VIEW LOOKOUT

Perburuan tempat instagramable di Hongkong berlanjut ke Garden View Lookout. Spot rahasia yang belum banyak orang tahu untuk melihat pemandangan Kowloon dari atas ketinggian. Butuh usaha extra memang untuk tiba di puncak tertingginya karena tangga aborsinya no play play. Curam, terjal, dan seperti tiada akhirnya. Tapi setelah sampai di puncaknya, benar-benar setimpal dengan usahanya.

Berbeda dengan Lugard Road yang menawarkan pemandangan Pulau Hongkong dan Kowloon di kejauhan; Garden View Lookout ini lebih menawarkan view gedung-gedung pencakar langit di area Kowloon saja.

Cara kesana:
Naik MTR turun di Shek Kip Mei Station. Lalu jalan 5 menit menuju YHA Mei Ho House Youth Hostel. Tangga untuk naik menuju Garden Hill berada di samping gedung YHA Mei Ho Hostel.


SYMPHONY OF LIGHTS

Malam harinya saya pergi ke Star Ferry Terminal untuk menikmati pertunjukkan laser Symphony of Lights. Pertunjukkan ini gratis dan rutin berlangsung setiap harinya pada pukul 8, dimana gedung-gedung di Pulau Hongkong dan Kowloon saling pamer cahaya dan laser. Bisa ditonton dari area Hongkong (dengan view Kowloon) atau dari Kowloon (dengan view Pulau Hongkong). Bisa juga dari atas kapal ferry sehingga bisa dapat 2 view sekaligus, Hongkong dan Kowloon. Belum sah ke Hongkong kalau belum menonton Symphony of Lights.

Cara kesana:
Naik MTR turun di Tsim Sha Tsui Station. Ambil exit L6.

DAY 3
KOWLOON PUBLIC PIER

Hari ketiga merupakan hari terakhir di Hongkong karena besoknya akan lanjut naik bus ke Macau. Hari ini agendanya lebih ke "city tour", mengunjungi tempat-tempat mainstream yang ada di Hongkong. Beberapa sudah ada yang pernah saya kunjungi 10 tahun lalu, beberapa tempat memang baru saya tahu akhir-akhir ini. 

Tempat pertama adalah Kowloon Public Pier. Tempat ini dikelilingi banyak bangunan bersejarah seperti the Clock Tower, Hongkong Cultural Center, dan Tsim Tsa Tsui Ferry Terminal. Selain itu, view dari Kowloon Public Pier ini juga cakep. Jadi betah berlama-lama disana sembari menikmati pemandangan kota Hongkong yang didominasi gedung-gedung tinggi.

Cara kesana:
Naik MTR turun di Tsim Sha Tsui Station. Ambil exit L6.


NAN LIAN GARDEN

Di tengah hiruk pikuk dan bangunan super modern di Hongkong, ternyata masih ada taman hijau nan asri di tengah kota. Nan Lian Garden namanya. Taman klasik seluas 3.5 hektar bergaya Dinasti Tang, lengkap dengan air mancur, danau buatan, pepohonan rindang, dan bangunan kayu. Suasanya tenang, damai, dan tentram. Jadi tidak heran kalau banyak orang yang piknik dan pacaran disana. Untuk masuknya gratis, tidak dipungut biaya

Cara kesana:
Naik MTR turun di Diamond Hill Station. Keluar di Exit C2. Lalu berjalanlah 10 menit mengikuti petunjuk Nan Lian Garden.


NAIK TRAM DI HONGKONG ISLAND

Salah satu aktivitas klasik yang wajib dicoba saat di Hongkong adalah naik Double Decker Tram. Tram ini sudah beroperasi di Pulau Hongkong sejak tahun 1904 menghubungkan Kennedy Town dengan Shau Kei Wan. Asiknya naik tram, kita bisa sekalian melihat pemandangan kota dari atas tram. Berbeda dengan naik MTR yang rata-rata jalurnya berada di bawah tanah. Asiknya lagi, tarif tramnya juga murah meriah. Jauh dekat HKD 2.6 saja.

MAN MO TEMPLE

Kesini karena rekomendasi dari salah satu blog di internet dan kebetulan juga lagi di daerah Central Hongkong. Ternyata interior templenya cantik sekali, didominasi warna merah dan kuning keemasan. Salah satu temple terindah di Hongkong dan wajib dikunjungi pastinya.

Cara kesana:
Naik MTR turun di Sheung Wan Station. Ambil exit A2.

TEMPLE STREET NIGHT MARKET

Tidak lengkap berkunjung ke Hongkong tanpa menyambangi street market-nya yang terkenal, Temple Street Night Market. Pasar jalanan ini terkenal dengan beragam jenis aksesoris, souvenir, merchandise, dan tentu saja makanannya. Juga sering disebut Men's Street karena banyak menjual barang-barang fashion untuk pria. Semakin malam, temple steet night market ini semakin meriah.

Cara kesana:
Naik MTR turun di Jordan Station. Ambil exit A.



- TO BE CONTINUE -


Instagram : @williamkellye
https://www.instagram.com/williamkellye/

#Travel #Backpacking #Explore #Wanderlust #Destination #Williamkellye #Solotravelling #Hongkong #Macau


Minggu, 30 Juni 2019

JALAN - JALAN DI SIEM REAP, KAMBOJA

Setiap kali ada promo free seat Airasia, saya tidak pernah absen membeli tiket Jakarta - Kuala Kumpur (PP) untuk keberangkatan 6-12 bulan berikutnya. Biasanya saya selalu pilih tanggal keberangkatan saat ada hari kejepit atau long weekend. Biar hemat jatah cuti maksudnya.

Lalu dapatlah tiket Jakarta - Kuala Lumpur (PP) seharga IDR 325,000. Berangkat Kamis, 31 May, pulang hari Minggu, 3 Juni. Pas long weekend karena Jumat, 1 Juni hari libur nasional. Supaya makin hemat, saya sengaja pilih jam keberangkatan di Kamis malam agar siangnya bisa kerja dulu. Jadi dengan ambil cuti 1 hari saya dapat liburan 4 hari.


ITINERARY


Bosan kalau harus di Kuala Lumpur saja, saya kemudian mengotak-atik rute promo Airasia lainnya dengan beragam kombinasi tujuan di ASEAN. Mulai dari Bangkok, Phuket, Phnom Penh, Siem Reap, sampai Bandar Seri Begawan.

Sebagai seseorang yang suka candi-candian dan wisata masa lalu (ceilah), sudah lama saya kepingin mengunjungi Angkor Wat di Siem Reap. Begitu pas ada tiket murah kesana, langsung saja saya beli tanpa banyak mikir daripada kehabisan. 

Dapatlah tiket Kuala Lumpur - Siem Reap (PP) seharga IDR 940,000. Total tiket pesawatnya jadi 1,265,000 untuk 4 penerbangan saat long weekend. Ke luar negeri pula. 

Itinerary trip 4 hari di Siem Reap juga cukup simpel.
  • Day 1 : Perjalanan dari Jakarta ke Kuala Lumpur
  • Day 2 : Perjalanan dari Kuala Lumpur ke Siem Reap, lanjut temple hopping
  • Day 3 : Cafe hopping di Pub Street, lalu sorenya perjalanan dari Siem Reap ke Kuala Lumpur
  • Day 4 : Perjalanan Kuala Lumpur ke Jakarta

DAY 1
DRAMA PERJALANAN KE BANDARA


Perjalanan dari kantor ke bandara ini cukup drama. Saking menumpuknya kerjaan, saya baru bisa keluar kantor sekitar jam 6 malam. Padahal penerbangan saya ada di jam 8 malam. Langsung auto mules. Karena mepet dan takut telat, saya nekat naik Gojek dari kantor di Kuningan ke bandara. 2x naik tentunya karena jaraknya lebih dari 20 km. Jadi harus dipecah 2 trip. Gojek pertama dari Kuningan ke Taman Anggrek lalu disambung Gojek kedua dari Taman Anggrek ke Soekarno Hatta. Kalau naik taksi/gocar mungkin bisa sampai lebih lama karena pas jam pulang kantor.

Setelah kebut-kebutan tidak karuan, sampailah saya di area Soekarno Hatta. Ternyata motor dilarang masuk ke area Terminal 3. Haduh drama apalagi ini. Terpaksalah saya lari-lari di jembatan layang menuju Terminal 3 karena takut telat, tapi malah berakhir diangkut mobil petugas keamanan Soekarno Hatta karena pejalan kaki dilarang melintas di atas jembatan. Untungnya saya tidak di denda dan malah diantar naik mobil ke terminal keberangkatan (rejeki anak soleh)

Begitu masuk, saya segera mencari mesin check in Airasia yang sayangnya saya ditolak system karena dianggap telat check in. Saat itu sekitar jam 7.30 malam atau 30 menit dari jadwal keberangkatan. Iseng-iseng saya pergi ke konter check in Airasia. Kali-kali masih diperbolehkan check in. Dan ternyata, boleh dong! Pesawat ke Kuala Lumpurnya delay 1 jam jadi saya masih diperbolehkan check in dan naik pesawat ke Kuala Lumpur #blessingindisguise.

Beres drama check in, saya tinggal menunggu boarding di ruang tunggu. Belum pernah saya sesenang ini karena pesawat delay, hehe.


DAY 2
KUALA LUMPUR KE SIEM REAP


Tiba di KLIA-2, saya langsung mencari spot buat tidur di bandara. Berhubung saya sudah berkali-kali transit di KLIA-2, saya sudah tahu pojokan mana yang sepi dan asik buat tidur tanpa gangguan. Paginya saya naik penerbangan pertama dari Kuala Lumpur ke Siem Reap.


SIEM REAP INTERNATIONAL AIRPORT


Kelar urusan imigrasi, saya langsung keluar mencari tuktuk menuju Pub Street. Ternyata ongkosnya USD 10. Karena malas keluar duit segitu banyak, saya mengamati sekitar mencari orang yang kira-kira mau diajak sharing cost. Ketemulah 2 orang cewek backpacker yang menenteng kantong kresek indomaret. Wah, orang Indonesia nih pasti.

Iseng-iseng niat hati mau mengajak patungan tuk-tuk ke pusat kota, saya malah diajak mereka patungan sewa tuk-tuk USD 35 seharian. Lumayan kan, saya jadi hemat ongkos, dapat teman gosip, serta dapat tukang foto pribadi. Sayangnya kita cuman bisa jalan bareng 1 hari saja karena malamnya mereka harus pergi ke Sihanoukville.


1 DAY TICKET ANGKOR WAT


Dari bandara kami langsung diantar naik tuk-tuk menuju loket resmi penjualan tiket masuk ke dalam Angkor Wat. Harga tiketnya bervariasi tergantung durasi yang dipilih.

  • 1 day ticket USD 37
  • 3 days ticket USD 62
  • 7 days ticket USD 72

Kami bertiga sepakat membeli 1 day ticket seharga USD 37 karena memang mau 1 hari saja temple hopping di Angkor Wat. Tiket terusan ini berlaku untuk memasuki candi-candi lainnya yang berjumlah ribuan di sekitar Angkor Wat. Sehingga tidak perlu bayar lagi.

Tiketnya juga cukup unik karena kita diharuskan difoto dan  fotonya dicetak di tiket masuknya. Jadi tidak bisa main curang 1 tiket untuk 2 orang karena ada fotonya. Saat memasuki area Angkor Wat dan beberapa candi lainnya, tiket masuk ini selalu diperiksa.


ANGKOR WAT


Setelah tiket di tangan, kami meluncur ke destinasi pertama yang menjadi alasan utama kami ke Siem Reap : Angkor Wat

Angkor Wat merupakan candi Budha terbesar di Kamboja dengan luas area 162.6 hektar. Semula Angkor Wat dibangun dan didedikasikan untuk Dewa Wisnu (Hindu) namun seiring berjalannya waktu, candi ini berubah aliran dari Hindu menjadi Buddha di akhir abad ke 12.

Dulunya Kerajaan Khmer yang berpusat di Angkor Wat pernah tercatat sebagai kota terbesar dan terpadat di dunia. Namun masih misteri apa yang menyebabkan kemunduran kota ini hingga berangsur-angsur ditinggalkan penduduknya.





LUNCH WITH AMOK


Dari Angkor Wat kami kemudian makan siang di restoran lokal sembari mengisi energy. Karena sudah di Kamboja, kami bertiga memesan makanan khas sana bernama Amok. Ada amok ikan, amok ayam, dan amok sapi, tinggal dipilih. Rasanya mirip tongseng, pas di lidah orang Indonesia, dan tidak terlalu spicy. Biasanya disajikan dalam buah kelapa. Cukup unik.

ANGKOR THOM


Beres makan siang, kami lalu menuju destinasi kedua : Angkor Thom. Kalau pernah lihat film Tomb Raider yang dibintangi Angelina Jolie, nah lokasi syutingnya ada di Angkor Thom ini. Keunikan dari temple ini ada pada pepohonan besar yang seolah-olah menelan struktur bangunan candi. Menandakan sudah betapa tuanya temple ini.





BANYON TEMPLE


Lanjut ke destinasi ketiga: Bayon Temple atau candi dengan seribu wajah. Dinamakan demikian karena terdapat 216 ukiran wajah raksasa di dinding, menara, dan bangunan candinya. Candi ini termasuk yang "paling muda" karena dibangun pada akhir abad ke 12 hingga awal abad ke 13.



TAKEO TEMPLE


Harusnya kami masuk ke Takeo Temple yang menjadi temple terakhir. Tapi karena sudah "mabok candi", kami hanya turun di depannya lalu kembali lagi ke tuk-tuk dan minta diantar Pub Street untuk chill out sembari menikmati senja.

PUB STREET


Kalau ada jalanan paling "happening" seantero Kamboja sudah pasti Pub Street jawabnya. Jalanan ini bisa disamakan dengan Orchard Road di Singapura atau Bukit Bintang di Kuala Lumpur. Bedanya kalau di Singapura dan Bukit Bintang yang berjejer itu shopping mall mewah, di Pub Street itu pub, coffe shop, cafe, resto, bar, dan club malam.

Begitu malam tiba, jalanan sepanjang Pub Street ditutup untuk kendaraan umum dan Pub Street disulap menjadi jalanan kelap-kelip dengan musik jedag-jedug tidak ada matinya. Seru banget buat bar hopping, pindah dari satu ke bar yang lain sembari menikmati vibes-nya yang young dan energetic. Pastikan buat mampir ke Angkor What? Bar yang terkenal.



ONE STOP HOSTEL


Setelah keliling Pub Street dan berpisah dengan 2 teman baru, saya lalu check in di One Stop Hostel, Siem Reap. Lokasinya dekat dengan Pub Street jadi tinggal selangkah kemana-mana. Harga permalamnya cuman Rp. 77,000/bed untuk sekamar 6 bed. Murah banget. Malah hostelnya bersih, staffnya ramah, serta lokasinya super strategis. Very recommended. Hostelnya sendiri juga menyediakan beragam paket half day tour dan one day trip di Angkor Wat/Siem Reap, juga airport transfer dengan harga super terjangkau.


DAY 3
SIEM REAP


Tidak banyak yang saya lakukan di Siem Reap keesokan harinya. Kelelahan karena kemarin seharian temple hopping di Angkor Wat, saya memutuskan untuk santai-santai saja hari ini sambil cafe hopping di daerah Pub Street bareng temen hostel. Siangnya saya check out dari hostel lalu sorenya minta dipesankan tuk-tuk ke bandara. Dan berakhir pula liburan singkat di Siem Reap.

Siem Reap ini langsung masuk ke dalam the best and affordable weekend getway list versi saya. 3 hari 2 malam sudah cukup untuk menjelajahi kota kecil dengan night live yang tidak ada matinya. Siem Reap ini destinasi pas sekali untuk melakukan ritual sedikit dugem, sedikit berpetualang.

Saum Arkoun Siem Reap, see you again!



Instagram : @williamkellye
https://www.instagram.com/williamkellye/

#Europe #Travel #Backpacking #Explore #Wanderlust #Destination #Williamkellye

JALAN - JALAN DI SEOUL KOREA - PART 1

Kalau ditanya pilih Jepang atau Korea, saya pilih Jepang. Tapi kalau ditanya pilih Tokyo atau Seoul, jelas saya pilih Seoul! Saya bukan...