Jaipur menjadi kota terakhir yang saya kunjungi dalam solo traveling trip ke India kali ini. Kota ini menjadi kota terbesar sekaligus ibu kota Propinsi Rajashtan. Jaraknya hanya 268 km dari New Delhi atau 246 km dari Agra, sehingga ketiga kota tersebut sering disebut destinasi "Golden Triangle".
Jaipur juga terkenal dengan sebutan the "Pink City" karena banyak bangunan di dalam pusat kotanya di cat bewarna pink, simbol dari keramahan (hospitality). Pengecetan kotanya menjadi warna pink dilakukan tahun 1876 untuk menyambut kunjungan Raja Inggris dan Ratu Victoria ke Jaipur.
AGRA KE JAIPUR
Dari Agra saya lagi-lagi naik sleeper train menuju Jaipur. Kali ini saya sedikit beruntung karena dapat tiket kereta kelas 2 yang cukup nyaman dibuat tidur dan istirahat selama 5 jam perjalanan ke Jaipur. Harga tiket keretanya INR 747.
Karena berangkat pukul 6 sore, saya baru tiba di stasiun kereja Jaipur pukul 11 malam. Sebetulnya saya cukup was-was naik tuk-tuk malam-malam, seorang diri, dari stasiun ke hostel sekalipun naik prepaid tuk-tuk. Tapi untungnya ketakutan saya tidak terbukti. Saya diantar persis sampai depan hostel dan so far aman-aman saja.
AKOMODASI DI JAIPUR
Saya menginap di Zostel Jaipur dengan harga per bed, per malamnya IDR 550 atau IDR 110,000. Lokasinya super strategis, di pusat kota, hanya 8 menit jalan kaki ke Hawa Mahal. Kamarnya bersih, ber AC, meskipun kamar mandinya sharing di luar. Ada dapur, ruang makan outdoor, smoking room, common room, lengkap pokoknya.
Resepsionisnya juga friendly dan helpfull. Memberikan saya peta gratis serta banyak tips and tricks cara menawar tuk-tuk agar tidak kena scam. Dengan servis yang baik pantas saja jika Zostel di Jaipur ini pernah dinobatkan sebagai hostel terbaik di India tahun 2015 dan 2017.
DAY 4
JAIPUR CITY TOUR
Sebetulnya saya hanya punya waktu efektif 1 hari saja di Jaipur karena dini hari nanti saya sudah harus ke bandara mengejar pesawat balik ke Indonesia. Agak dilema karena ada banyak sekali tempat menarik di Jaipur, lebih banyak ketimbang di Agra maupun New Delhi. Oleh sebab itu saya hanya memilih tempat best of the best di Jaipur versi saya mengingat keterbatasan waktu.
- Hawa Mahal
- Amber Fort
- Jal Mahal
- Nahargarh Fort
HAWA MAHAL
Hawa Mahal atau dikenal dengan The Palace of Winds adalah sebuah istana yang dibangun tahun 1799 dengan warna serba pink. Istana 5 lantai ini memiliki 953 jendela kecil disebut "jharokas" yang digunakan para perempuan keluarga kerajaan untuk mengintip kehidupan di luar istana tanpa harus takut terlihat dari luar. Menurut saya spot terbaik untuk menikmati keindahan Hawa Mahal bukan dari dalam istana tapi justru dari rooftop restoran yang berada persis diseberangnya.
AMBER FORT / AMER FORT
Terletak 11 km di luar kota Jaipur, Amber Fort merupakan istana/benteng yang dibangun tahun 1592 dengan gaya arsitektur campuran antara Hindu dan Muslim. Amber Fort berada di puncak bukit sehingga jika ingin sampai ke atas sana pilihannya ada 2: jalan kaki atau naik gajah. Tentu saya memilih jalan kaki karena lebih murah dan lebih sehat (aslinya sih karena duitnya sudah hampir habis, hehe). Hati-hati saja dalam melangkah karena disana banyak ranjau gajah yang ukurannya besar-besar.
JAL MAHAL / WATER PALACE
Dalam perjalanan balik dari Amber Fort ke kota Jaipur, saya sempatkan untuk mampir sebentar ke Jal Mahal atau sering disebut juga Water Palace. Seperti namanya, istana ini berdiri megah di tengah Danau Man Sagar sehingga terlihat seperti mengapung. Untuk masuk kesana kita mesti naik perahu.
NAHARGARH FORT
Sore harinya saya naik tuk-tuk ke Nahargarh Fort, sebuah benteng yang dibangun tahun 1734. Kata orang-orang spot sunset terbaik di Jaipur adanya di Nahargarh Fort, makanya saya bela-belain naik tuk-tuk 1 jam kesana. Tapi tidak sia-sia kok usahanya karena sunset disana memang betulan keren walaupun agak sedikit ketutupan awan. Sepi lagi tidak banyak turis.
SUMMARY SOLO TRAVELING DI INDIA
Secara keseluruhan saya sangat menikmati waktu saya selama berada di India. India tidak sekumuh, sejorok, dan semrawut seperti yang banyak orang kira. Nyatanya tempat wisata disana keren-keren, bersih, dan terawat. Aksesnya juga terbilang mudah. Baik di dalam kotanya maupun antar propinsi. Makanan India juga enak-enak dengan bumbu yang berani. Cocok di lidah orang Indonesia. Asiknya lagi rata-rata orang India bisa berbahasa Inggris standar sehingga memudahkan komunikasi
Kata orang setelah mengunjungi India “you will either hate it or love it”. Nothing in between. Ada yang kapok, ada yang sebel, tapi ada juga yang jatuh cinta dengan India. Sedangkan bagi saya, India terlalu indah untuk dilewatkan. I love it and I would love to come back again one day.
Solo traveling di India aman kok. You should try it too.
Solo traveling di India aman kok. You should try it too.