10 tahun lalu saya pernah bilang kalau tidak akan pernah pergi ke India. Keseringan nonton reality show The Amazing Race, saya berpikiran kalau India itu bau, jorok, kotor, macet, dan semrawut. Ditambah referensi film Slumdog Millionaire serta cerita miring lainnya tentang India, makin ogah saja saya kesana. Masa mau liburan malah jadi stress. Makanya India tidak pernah masuk dalam bucketlist saya.
Sampai suatu ketika saya tidak sengaja nonton vlog-nya Sam Kolder tentang India. Serasa tertampar, India ternyata luas bagaikan sebuah benua. Tidak bisa digeneralisasi satu tempat dengan tempat lainnya. India utara beda dengan India Selatan. Begitu juga India timur dan barat. India bukan hanya New Delhi dan Taj Mahal saja. Tapi masih ada Srinagar, Ladakh, Mumbai, Jaipur, Jodhpur, Kalkuta, dan Jesailmer.
Karena penasaran saya segera mencari teman jalan ke India namun sayangnya tawaran saya ditolak mentah-mentah. Ada yang lebih memilih ke Korea, ke Jepang, ke Eropa, dan ada juga yang malas ke India karena alasan klasik: katanya India bau, jorok, dan jelek. Duh. Akhirnya saya putuskan saja untuk solo traveling ke India karena India can't wait. Hehe.
ITINERARY DI INDIA
Biasanya orang yang pertama kali ke India mengunjungi destinasi "Golden Triangle". Terdiri dari New Delhi, Jaipur, dan Agra. Tapi sialnya saya tidak ketemu tiket pesawat murah tujuan New Delhi dan Jaipur. Sementara untuk Agra, hingga saat ini belum ada penerbangan internasional kesana.
Akhirnya saya kembali mengutak-atik skyscanner mencari alternatif kota lain asalkan dekat dengan Agra karena tujuan utama saya ke India ini adalah untuk mengunjungi Taj Mahal. Ketemulah tiket pesawat ke Lucknow yang harganya masih masuk akal di tanggal yang saya mau. Lalu untuk tiket kepulangan saya pilih lewat Jaipur karena paling murah.
Maka itinerary 5 hari solo traveling di India sebagai berikut:
- Day 1 : Jakarta to Singapore (by plane), lalu Singapore to Lucknow (by plane), dan Lucknow to Agra (by sleeper train)
- Day 2 : Agra City Tour (Fatehpursikri, Mehtab Bagh)
- Day 3 : Agra City Tour (Taj Mahal, Baby Taj Mahal, Agra Fort), lalu Agra to Jaipur (by sleeper train)
- Day 4 : Jaipur City Tour (Amber Fort, Jal Mahal, Hawa Mahal, City Palace, Nahargarh Fort)
- Day 5 : Jaipur to Singapore (by plane) lalu Singapore to Jakarta (by plane)
Saya skip New Delhi karena waktunya tidak cukup dan memang saya kurang berminat kesana. Kalau pun ada waktu lebih saya akan lebih memilih mengunjungi padang pasir di Jesailmer atau kota serba biru di Jodhpur.
TIKET PESAWAT KE INDIA
Total saya menghabiskan IDR 3,050,000 untuk tiket pesawat ke India (4 penerbangan).
- Tiket free seat Airasia Jakarta - Singapura (PP): IDR 700,000
- Tiket Scoot Singapura - Lucknow: IDR 1,650,000
- Tiket Scoot Jaipur - Singapura: IDR 1,700,000
AKOMODASI DI LUCKNOW
Saya tidak memesan akomodasi di Lucknow karena hanya beberapa jam saja berada disana. Pesawat saya mendarat di Lucknow sekitar pukul 8 malam lalu pukul 12 malamnya saya naik sleeper train menuju Agra. Lumayan bisa hemat ongkos penginapan 1 malam.
SINGAPURA KE LUCKNOW
Tiba di Chaudhary Charan Singh Airport, Lucknow, saya baru sadar kalau sepesawat tadi hanya ada 3 orang termasuk saya yang bukan orang India. Mungkin Lucknow ini memang bukan gerbang masuk populer turis mancanegara karena saat mengantri imigrasi, loket khusus antrian foreigner baru saja spesial dibuka karena kemunculan kami bertiga.
Beres mendapatkan cap masuk India, saya langsung menuju pintu keluar mencari konter prepaid taksi. Karena hanya punya waktu beberapa jam saja di Lucknow, saya putuskan untuk mampir ke 1 tempat paling populer di Luknow, yaitu Bara Imambara, sebelum lanjut naik sleeper train ke Agra.
BARA IMAMBARA
Dari bandara menuju Bara Imambara hanya perlu waktu 30 menit. Apalagi jalanan di Lucknow cukup lenggang saat itu jadi cepat sampai. Cukup surprised mengingat saya selalu berpikiran kalau India bakalan macet dan semrawut. Tapi ternyata tidak semua kota seperti itu. Lucknow pengecualian.
Dalam perjalanan menuju Bara Imambara, terlihat banyak toko-toko dan ruko-ruko di pinggir. Sesekali saya melihat turis bule naik becak menikmati malam di kota Lucknow. Kalau dibanding-bandingkan, Lucknow mirip seperti kota-kota di Pantura.
Sayangnya saya tiba di Bara Imambara terlalu malam. Tempatnya sudah keburu tutup jadi saya tidak bisa masuk. Sedikit kecewa sih karena Bara Imambara yang dibangun tahun 1786-1791 ini merupakan destinasi no 1 yang wajib dikunjungi saat berada di Lucknow.
Alhasil, saya habiskan saja 1 jam duduk-duduk di taman persis di depan Bara Imambara yang surprisingly cukup bersih tidak banyak sampah. Padahal di taman tersebut banyak orang lokalnya yang nongkrong, duduk-duduk santai, atau berolah-raga.
LUCKNOW CHARBAGH RAILWAY STATION
Dari Bara Imambara saya lalu naik taksi menuju stasiun kereta Lucknow Charbagh. Dari luar sih arsitektur stasiun yang dibangun tahun 1923 ini lumayan keren. Tapi begitu masuk ke dalamnya saya langsung shock. Bukan karena keramaian dan kekisruhannya, tapi fakta kalau saya harus berbagi tempat di dalam stasiun bersama sapi, kerbau, anjing, dan tikus selama menunggu kereta datang. Yuck.
Entah darimana mereka datangnya, yang jelas mereka datang silih berganti dan berlarian di dalam stasiun kereta. Malah kotoran sapinya berceceran dimana-mana lagi. Seketika saya merasa "kotor" dan "jorok".
Menambah penderitaan di malam itu, kereta saya ke Agra ternyata harus delay 2 jam. Wah makin lama aja nih "disiksa" stasiun kereta Charbagh Lucknow". Welcome to India.