2 minggu jalan-jalan di Meksiko, saya berpendapat
kalau apa yang ada di Meksiko bisa dilihat di Indonesia. Tetapi apa yang ada di
Indonesia, belum tentu ada disana kecuali Chichen Itza yang memang bagus-bagus
amat.
Chichen Itza merupakan situs arkeologi kuno peninggalan
Suku Maya dan nomor 2 paling banyak dikunjungi di Meksiko setelah Teotihuacan. Chichen itza mulai naik daun sejak terpilih sebagai The New Seven Wonders pada tahun 2007. Sebelumnya situs ini sudah
pernah tercatat sebagai salah satu UNESCO
World Heritage Site di tahun 1988.
Dari Cancun ada banyak pilihan paket tur ke Chichen
Itza. Meski harga reguler kesana $109/orang, saya malah dapat $45/orang dengan
sedikit tawar menawar, sudah termasuk jasa tour guide, transportasi, makan
siang, dan tiket masuk ke Chichen Itza. Tentu saya merasa menang banyak
secara tiket ADO Bus kesana hampir $40 PP, belum lagi plus-plus lainnya.
Begitu tiba di Chichen Itza, saya langsung disambut
piramida raksasa nan megah. Disebut juga Piramida
El Castillo atau the Temple of
Kukulkan. Piramida tersebut tidak hanya berfungsi sebagai pusat keagamaan tapi juga sebagai pusat astronomi. Masing-masing sisinya memiliki 91 anak
tangga dan ditambah 1 anak tangga di bagian puncaknya, total berjumlah 365 anak
tangga menandakan 365 hari dalam 1 tahun. Berbekal informasi ini, Suku Maya
bisa memprediksi secara akurat pergantian musim sehingga tahu kapan waktu
terbaik bercocok tanam. Melalui piramida itu pulalah penanggalan kuno Suku Maya
dibuat, juga tanggal-tanggal penting keagamaan.
Dulunya kita diperbolehkan untuk naik sampai ke puncak
piramida. Tapi semenjak insiden meninggalnya seorang turis akibat terjatuh
di tahun 2006, sudah tidak diperbolehkan lagi naik ke atasnya. Di sekeliling
piramida bahkan telah dipasangi tali pembatas, jadi sekedar menyentuhnya pun
sekarang tidak bisa.
Selain Piramida El Castillo, beberapa tempat lain yang mesti dikunjungi dalam kompleks diantaranya kolam persembahan "the Sacred Cenote", menara observatory "El Caracol", tempat pemujaan "Temple of Warriors", dan lapangan bola Meso-American terbesar di dunia "the Great Ball Court".
Entah mengapa cuaca di Chichen Itza itu lebih panas dari Pantura padahal letaknya jauh dari laut. Jadi kalau kesana, jangan lupa membawa topi atau payung. Kalau mau pergi sendiri tanpa ikutan tur, datanglah pagi-pagi sebelum hari mulai panas dan rombongan turis dari Cancun berdatangan.
Entah mengapa cuaca di Chichen Itza itu lebih panas dari Pantura padahal letaknya jauh dari laut. Jadi kalau kesana, jangan lupa membawa topi atau payung. Kalau mau pergi sendiri tanpa ikutan tur, datanglah pagi-pagi sebelum hari mulai panas dan rombongan turis dari Cancun berdatangan.
@williamkellye
Tidak ada komentar:
Posting Komentar