Sabtu, 28 Maret 2020

JALAN - JALAN DI SEOUL KOREA - PART 1

Kalau ditanya pilih Jepang atau Korea, saya pilih Jepang. Tapi kalau ditanya pilih Tokyo atau Seoul, jelas saya pilih Seoul!

Saya bukan penggemar K-POP. Bukan pula die hard fans-nya Korean Drama. Tapi saya suka Seoul. Kota modern yang menawarkan segala bentuk western comfort namun tetap tidak melupakan identitas tradisionalnya.

Ada begitu banyak hal yang bisa dilakukan, tempat yang bisa dikunjungi, dan pengalaman unik yang bisa dilakukan di Seoul. Mulai dari wisata sejarah, budaya, belanja, city view, nature, kuliner, fashion, street food, architecture, sampai nightlife. Paket komplit lah! Makanya saya suka banget sama Seoul.


ITINERARY DI SEOUL


Saya hanya menghabiskan 5 hari 4 malam di Seoul. Itu pun hari pertama dan kelima terpotong traveling day, jadi waktu efektifnya hanya 3 hari. Tidak sulit merancang itinerary-nya karena informasi wisata di Seoul banyak dan jelas di internet. Baik dalam bahasa Inggris maupun blog-blog lokal Indonesia. Rata-rata sudah lengkap dengan petunjuk arahn, tips & tricks, sampai estimasi harganya.

Tidak perlu lah ikut paket tur dari travel karena diatur sendiri juga gampang. Terus juga bebas mau kemana saja tanpa ada batasan waktu di suatu tempat. Berikut ini itinerary 5 hari solo traveling trip saya di Seoul, Korea.

  • Day 1 : Perjalanan Jakarta ke Seoul (transit di Kuala Lumpur). Malamnya ke Myeongdong dan ke Namsan Tower
  • Day 2 : Bukchon Hanok Village, Changdeokgung Palace, Changgyeonggung Palace, Gyeongbokgung Palace, Jongmyo Shrine, Dongdaemun Design Plaza
  • Day 3 : Deoksogung Palace, Dongdaemun, Hongdae
  • Day 4 : Nami Island
  • Day 5 : Perjalanan pulang Seoul ke Jakarta (transit di Kuala Lumpur)

KOREAN VISA


Orang Indonesia perlu visa untuk berkunjung ke Korea. Bisa diurus di Kedutaan Korea di daerah Kuningan. Harga visanya bervariasi tergantung tipenya.
  • Single Entry : IDR 544,000
  • Double Entry : IDR 952,000 (2x masuk dan berlaku dalam 6 bulan)
  • Multiple Entry : IDR 1,224,000 (berlaku 5 tahun)

Supaya di kemudian hari tidak perlu ribet urus visa Korea jika nantinya mau kesana lagi, maka saya pilih untuk apply visa Korea multiple entry. Saya urus visanya sendiri tanpa bantuan agent. Pukul 8 pagi saya sudah antri memasukkan berkas di Kedutaan Korea, pukul 9 pagi saya sudah sampai kantor dan lanjut kerja. Saya memang selalu datang paling pagi untuk urusan apply visa supaya antrian paling sedikit, cepat selesai, dan bisa balik ke kantor. Tidak perlu ambil cuti.


TIKET PESAWAT


Seperti biasa, saya naik low cost airlines Airsia ke Korea. Tiket Jakarta ke Kuala Lumpur (PP) saya dapat IDR 325,000 lalu tiket Kuala Lumpur ke Seoul (PP) seharga IDR 2,675,000. Tanpa bagasi, tanpa makanan. Kalau long haul flight naik budget airlines begini triknya jangan lupa makan sebelum berangkat dan saat transit (biar tidak lapar di pesawat). Kemudian kalau bisa ambil penerbangan malam biar gampang tidur di pesawat. Secara tidak ada in flight entertainment, kan bisa bete dan bosan kalau tidak melakukan apa-apa. Jadi tidur saja.


DAY 2
INCHEON AIRPORT


Dari Incheon Airport ada 4 cara menuju pusat kota Seoul:

1. Naik Train (AREX) Express
Harganya KRW 9,500 sekali jalan. Lama tunggu kereta 20-40 menit. Lama perjalanan ke pusat kota 40 min

2. Naik Train (AREX) All Stop Train
Harganya KRW 4,150-4,750 sekali jalan. Lama tunggu kereta 5-10 min. Lama perjalanan ke pusat kota 60 min

3. Naik Bus Bandara
Harganya KRW 5,000-15,000 sekali jalan, tergantung tujuan. Lama perjalanan ke pusat kota 60-80 min.

4. Naik Taksi
Harganya bervariasi dari KRW 40,000-50,000 tergantung lokasi tujuan

Buat saya, yang paling praktis, hemat, dan efisien itu naik kereta (AREX) All Stop Train. Sebelum naik pastikan sudah beli dulu T-Money biar tidak ribet bolak-balik beli tiket. Jadi tinggal tap in/tap out saja pas naik/turun kereta/Subway/bus.


AKOMODASI DI SEOUL


Saya menginap di Hongdae The One Hostel. Letaknya di daerah Hongdae, lokasinya anak muda. Karena memang dekat 2 universitas disana. Ada Hongik University dan Ewha Women's University. Selain hostelnya dekat dengan Hapjeong Station dan Hongik University Station, keuntungan lainnya banyak kedai/resto murah disana. Mungkin karena banyak mahasiswa budget pas-pasan disana, makanya harga makanan di restorannya menyesuaikan. 

Hongdae The One Hostel ini dikelola langsung oleh pemiliknya yang juga tinggal di hostel. Mereka memelihara 2 anjing pom di dalam hostel. Tapi tidak galak dan tidak gigit. Kalau yang takut anjing, tidak disarankan menginap disanana.


MYEONGDONG


Beres check in di hostel saya lalu meluncur ke daerah Myeongdong. Daerah ini terkenal karena surganya buat belanja dan skincare. Beragam jenis fashion, street food, dan cafe bertema unik juga bisa ditemukan disana. Sebut saja Hello Kitty Cafe.

How to get there:
Naik Subway turun di Myeongdong Station atau Euljiro 1-ga


NAMSAN TOWER/SEOUL TOWER


Dari Myongdong saya lalu naik bus menuju Namsan Tower/Seoul Tower. Menara komunikasi & observasi yang dibangun tahun 1971 ini terletak di Gunung Namsan di daerah pusat Seoul. Dengan ketinggian 236 M, Namsan Tower adalah bangunan tertinggi kedua di Seoul. Dari area observatorynya dapat terlihat pemandangan kota Seoul dari atas secara 360 derajat.

How to get there:
Naik Subway turun di Myeongdong Station, ambil exit 3. Lalu sambung naik Bus No 5 tujuan Namsan Tower. Lama perjalanan 27 min
Atau 
Naik Subway turun di Chungmuro Station, ambil exit 2. Lalu sambung naik Bus No 5 tujuan Namsan Tower. Lama perjalanan 18 min
Admission fee : KRW 11,000


DAY 3
BUKCHON HANOK VILLAGE


Pagi-pagi saya sudah bergegas dari hostel menuju Bukchon Hanok Village. Bukchon dalam bahasa Korea artinya utara. Sementara Hanok adalah rumah tradisional Korea yang desainnya dari abad ke 14 saat Dinasti Joseo. Jadi Bukchon Hanok Village ini merupakan suatu desa dengan rumah-rumah tradisional Korea di utara district Jongno. Tercatat ada lebih dari 900 rumah tradisional disana. 

Untuk berkunjung ke Bukchon Hanok Village tidak dipungut biaya alias gratis. Beberapa rumah ada yang difungsikan sebagai museum, restoran, toko souvenir, dan coffee shop. Jadi bisa kita masuki. Tapi usahakan untuk tidak berisik dan tidak membuat keributan agar penghuni yang tinggal disana tidak merasa terganggu.

How to get there: 
Naik Subway turun di Anguk Station. Ambil exit 3.
Admission fee : free





CHANGDEOKGUNG PALACE & CHANGGYEONGGUNG PALACE


Dari Bukchon Hanok Village saya lalu jalan kaki ke Changdeokgung Palace dan Changgyeonggung Palace. Kedua istana tersebut masuk ke dalam 5 Grand Palaces peninggalan Dinasti Joseon dan lokasinya persis bersebelahan. Beres masuk ke Changdeokgung Palace, tinggal lanjut ke Changgyeonggung Palace di sebelahnya. Istananya luas, besar, dan megah. Banyak terlihat turis-turis menggunakan hanbok/pakaian tradisional Korea. Jadi melihat mereka berjalan dengan latar istana Korea, seakan kembali ke jaman tempo dulu. Seru!

How to get there: 
Naik Subway turun di Anguk Station. Ambil exit 3
Admission fee ke Changdeokgung Palace : KRW 3,000




GYEONGBOKGUNG PALACE


Tujuan berikutnya Gyeongbokgung Palace. Istana yang dibangun tahun 1395 ini dulunya berfungsi seebagai Royal Palace pada saat Dinasti Joseon dan yang paling besar diantara 5 Grand Palaces lainnya. Yang paling terkenal dari istana ini adalah upacara pergantian penjaganya setiap pukul 10.00 dan 14.00 setiap harinya (kecuali hari Selasa). Jika menggunakan hanbok, kita bisa masuk ke Gyeongbokgung Palace secara gratis. Harga sewa hanbok sekitar KRW 10,000-30,000 tergantung jenis dan kualitas.

How to get there:
Naik Subway turun di Gyeongbokgung. Ambil exit 5
Atau naik Subway turun di Gwanghwamun lalu ambil exit 2
Admission fee : KRW 3,000
Tutup hari Selasa




JONGMYO SHRINE


Sore harinya saya ke Jongmyo Shrine. Tempat ini merupakan kuil suci dimana tablet memorial 19 Raja dan 30 Ratu Korea disimpan. Dibangun sejak abad ke 14 dan masuk dalam UNESCO World Heritage Site. Tiket masuk yang kita bayarkan sudah termasuk jasa pemandu pada jam-jam tertentu. Jadi kita akan dikumpulkan dalam 1 grup dengan pengunjung lainnya lalu diajak berkeliling sambil dijelaskan masing-masing tempatnya.

How to get there:
Naik Subway turun di Jongno 3(sam)-ga Station. Ambil exit 8 atau 11.
Admission fee : KRW 1,000
Tutup hari Selasa




DONGDAEMUN DESIGN PLAZA (DDP)


Hari kedua ditutup dengan malamnya saya berkunjung ke Dongdaemun Design Plaza (DDP). DDP ini di desain oleh Zaha Hadid dengan arsitektur unik dan futureristik. Terdiri dari 5 hall : Art Hall, Museum, Design Lab, Design Market, dan Dongdaemun History and Culture Park. Di tahun 2015 DDP menjadi lokasi yang paling banyak di tagged di Instagram dan masuk ke dalam 5 lokasi paling populer di Korea berdasarkan hasil survey pengguna Facebook. Tak heran banyak Korean Drama pernah syuting disana seperti K-Drama "She Was Pretty" dan "You Came From The Stars".

How to get there:
Naik Subway turun di Dongdaemun History and Culture Park Station.





- BERSAMBUNG -


Instagram : @williamkellye
https://www.instagram.com/williamkellye/

#Europe #Travel #Backpacking #Explore #Wanderlust #Destination #Williamkellye #Seoul #Korea

KECEWA DI DISNEYSEA JAPAN

Semenjak mengunjungi Disneyland di hongkong, saya jadi malas untuk pergi ke theme park Disney lainnya. Bukan apa-apa. Sebagai adrenaline junkie, jelas hasrat saya sama sekali tidak terpuaskan menaiki atraksi imut-imut ala Disney. Tapi salah seorang teman nampaknya berhasil meracuni saya. Dengan mengiming-imingi atraksi Disneysea di Jepang dibuat lebih "serius" untuk pasar orang dewasa, saya jadi rela mengubah itinerary di Jepang dan menyiapkan 1 hari khusus untuk bermain disana.


DISNEYSEA JAPAN


Pagi-pagi kami sudah meluncur dari penginapan di daerah Asakusa menuju Disneysea Japan. Dengan setengah berharap kami berdoa agar Disneysea belum terlalu ramai di pagi itu sehingga kami dapat leluasa mencoba beragam atraksi permainan disana. Apalagi saat itu weekdays jadi harusnya lebih lenggang.

Namun ternyata kami salah. Begitu tiba di depan pintu masuknya, sudah terlihat antrian panjang lautan manusia. Untungnya kami sudah membeli tiket masuk Disneysea online dari Indonesia. Jadi paling tidak kami terhindar dari antrian di loket penjualan tiket. Namun tetap saja kami senewen harus mengantri panjang buat masuk #kzl.




DISNEYSEA FAST PASS


Terbebas dari antrian di pintu masuk, kami segera berlari menuju atraksi Magic Mountain untuk mengambil fast past. Fast past ini semacam "tiket sakti" yang bisa dipakai untuk men-skip antrian normal. Tapi hanya bisa dipakai di jam tertentu tergantung kapan kita mengambilnya. Semakin pagi diambil, semakin cepat juga jam giliran kita masuk atraksi. Sayangnya tidak semua atraksi memiliki fasilitas fast pass dan kalau kesiangan slot tiket fast pass nya sudah keburu habis.

Setelah mengantongi fast pass atraksi Magic Mountain, kami setengah berlari menuju Tower of Terror untuk mengambil fast pass lagi. Sayangnya berulang kali kami menscan tiket masuk, berulang kali pula di reject. Ternyata setelah pengambilan kartu fast pass pertama kami mesti menunggu paling tidak 2 jam sebelum bisa mengambil fast pass atraksi berikutnya. #kzl.




INDIANA JONES


Sembari menunggu 2 jam berlalu kami memutuskan untuk mengantri wahana Indiana Jones. Atraksinya seperti roller coaster dengan rating tinggi dan review lumayan bagus. Kalau dilihat dari luar antrian tampak tidak terlalu panjang. Namun setelah dilakoni ternyata lama juga antriannya. Hampir 2 jam lamanya kami mengantri. Untung saja saat itu masih musim semi sehingga cuacanya sejuk dan tidak panas. Jadi tidak, bakalan bete mengantri. Tapi tetap saja sih menurut saya tidak "worth it" mengantri 2 jam hanya untuk menaiki roller coaster 3 menit.  Malah biasa banget lagi roller coaster-nya. Tidak ada efek kejut atau konsep out of the box-nya #kzl. 

Dari atraksi Indiana Jones kami berkeliling tiap wahana sambil mengecek panjang dan lama antriannya. Rupanya seluruh wahana membutuhkan waktu antrian 1.5-3 jam. Padahal saat itu bukan weekend/high season. Entah separah apa antriannya pada saat hari libur.



MAGIC MOUNTAIN


Sambil menggerutu kami kemudian mengambil fast pass lagi untuk atraksi 20,000 Leagues Under the Sea. Kenapa memilih atraksi ini? Karena hanya atraksi ini yang tersisa slot fast pass-nya. Sisanya sudah ludes semua #kzl.

Lalu kami makan siang turkey leg dan lanjut menuju atraksi Magic Mountain. Karena sudah mengantongi kartu fast pass, kami terhindar dari antrian jalur normal yang lama tunggunya sampai 3 jam dan langsung diarahkan menuju antrian jalur fast pass yang lebih pendek.

Memasuki atraksi Magic Mountain, saya sebetulnya sudah berekspektasi lebih mengenai permainannya. Baca-baca di internet rating-nya selalu tinggi dan konon katanya atraksi paling bagus sedunia. Semuanya memberikan comment & feedback positif. Begitu pula kedua teman saya yang lagi-lagi meyakinkan saya kalau atraksi Magic Mountain ini bakal menjadi highlight di Disneysea.

Setelah dicoba, memang betulan bagus. Tapi tidak bagus-bagus amat yang sampai bikin saya WOW seperti saat naik atraksi Wizarding World Harry Potter di Universal Studios Japan. Mungkin karena efek visualnya sedikit jadi berasa kurang magic moment-nya. Terkesan old school, old dated, dan terasa tahun 90an. Berbeda dengan atraksi Harry Potter di Universal Studios Japan yang menggabungkan efek thrill dari ride-nya dengan efek visual teknologi kekinian.




20,000 LEAGUES UNDER THE SEA


Setelah dari atraksi Magic Mountain yang tidak sesuai harapan, kami jadi malas mencoba atraksi lainnya karena yang paling bagus saja begitu apalagi sisanya. Oleh sebab itu kami putuskan untuk berkeliling area Disneysea saja yang eksteriornya dibuat tematik seperti American Waterfront (lengkap dengan kapal Titanic), Mediterranean Harbor (lengkap dengan bangunan khas kota Venice), dan Arabian Coast yang bernuansa Timur Tengah.

Lalu kami menggunakan kartu fast pass terakhir untuk naik atraksi 20,000 Leagues Under the Sea yang ternyata membosankan atraksinya. Karena anak kecil banget. Tapi malamnya kami sedikit terhibur dengan menonton pertunjukkan Disney yang berpusat di tengah danau meski tidak ditutup kembang api meriah seperti di Disneyland.





DISNEYSEA JAPAN


Seharian berada di Disneysea, overall saya merasa kecewa dengan atraksi disana. Atraksinya kurang ekstrim, cenderung kuno, dan kurang banyak efek visual dari teknologi masa kini. Apalagi antrian semua atraksinya luar biasa panjang dan bikin semaput. Rata-rata lama tunggunya 1.5-3 jam, membuatnya jadi kurang "worth it" untuk ditunggu, kecuali pakai fast pass

Seharusnya pihak manajemen Disneysea memberlakukan penjualan tiket terbatas setiap harinya sehingga pengunjungnya bisa dibatasi agar tidak terjadi kepadatan antrian dan tiap pengunjung bisa menikmati waktunya. Jika tidak, slogan Disneyland: the happiest on earth mesti direvisi mejadi the longest line on earth. 

Apabila saya berkunjung di Disneysea tahun 90an, mungkin saya akan tercengang dan berdecak kagum. Tapi kalau sekarang kesana, masih banyak theme park lainnya yang lebih WOW dan kekinian.



Instagram : @williamkellye
https://www.instagram.com/williamkellye/

#Europe #Travel #Backpacking #Explore #Wanderlust #Destination #Williamkellye #Japan #Disneysea #Disneyland #Jepang

Jumat, 27 Maret 2020

TRAVELING TIPS SAAT CORONA OUTBREAK

Pada akhir tahun 2019, dunia dihebohkan oleh kemunculan virus baru di Wuhan, China, dengan gejala mirip pneumonia. Virus Corona namanya. Konon katanya virus ini asal mulanya dari Kelelawar yang kemudian bermutasi sedemikian rupa sehingga akhirnya bisa menginfeksi manusia.


Fatality rate-nya memang lebih rendah dibandingkan SARS dan MERS namun penyebarannya pada manusia jauh lebih mudah. Apalagi masa inkubasinya yang terbilang lama, dari 2 hingga 14 hari. Dalam hitungan minggu sudah ribuan orang terinfeksi.

Untuk mengantisipasi penyebarannya agar tidak kian meluas maka Pemerintah China mengambil langkah "ekstrem" dengan me-"lock down" kota Wuhan dan beberapa kota lain di Propinsi Hubei. Artinya tidak boleh ada aktivitas apa pun di luar ruang, tidak ada toko yang buka (kecuali groceries, farmacies), dan tidak boleh ada arus transportasi masuk/keluar dari kota Wuhan. 

Sayangnya virus Corona sudah terlanjur di seluruh dunia. Per tanggal 28 Maret tercatat 199 negara telah terinfeksi virus ini dengan total 596,723 kasus. Amerika Serikat di urutan pertama dengan 104,142 kasus (1,695 death). Lalu Italia (86,498 kasus, 9,134 death), China (81,394 kasus, 3,295 death), Spanyol (65,719 kasus, 5,138 death), dan Jerman (50,871 kasus, 351 death) di 5 besar. Di Indonesia sendiri tercatat 1,046 kasus (87 death). Sungguh suatu wabah yang mengerikan.

Dampaknya hampir seluruh industri terpengaruh situasi force majeur ini. Tidak terkecuali industri penerbangan dan pariwisata yang benar-benar terpukul. Banyak orang yang menunda liburannya, menunda meetingnya, dan menunda untuk bepergian karena virus Corona. Bahkan tidak sedikit yang mengcancelnya.

Saya pun demikian. Harusnya bulan January saya ke Singapura, Februari ke Filipina, dan Maret ke Korea, semua saya cancel. Saat-saat seperti ini memang lebih baik #dirumahaja. Untungnya tiket pesawatnya bisa saya refund semua walaupun hanya kembali 70% saja. Lumayanlah jadi tidak rugi-rugi amat. Untuk akomodasi dan transportasi di kota tujuan, belum ada yang sempat saya booking. Jadi tidak perlu ribet-ribet refund.

Nah, jika TERPAKSA suatu saat HARUS traveling di tengah merebaknya virus Corona dimana-mana, berikut ini beberapa tips yang kiranya bisa membantu:

1. Bawa Alkohol 70%
Kemudian masukkan ke dalam botol spray/botol bekas parfum. Semprotkan ke benda sekitar atau benda yang akan kita sentuh seperti kursi pesawat, tempat duduk, dan gagang pintu. Kalau perlu ke badan kita sekalian seperti lagi pakai parfum.

Semprotan alkohol 70% buatan kita ini bisa berfungsi layaknya disinfektan. Murah lagi harganya. 1 botol kecil cuman IDR 7,000. Pastikan beli yang alkohol 70% karena virus Corona hanya akan mati jika kena alkohol >60%. Jangan dioplos/dicampur dengan air karena konsentrasinya bisa turun dan jadi useless

2. Bawa Hand Sanitizer
Kecil, handy, tapi powerfull bisa membunuh kuman dan bakteri. Selalu sediakan hand sanitizer di dalam tas. Dipakai sebelum makan kalau tidak ada tempat cuci tangan atau setelah naik bus/kereta/angkutan umum. 

3. Rutin Cuci Tangan
Tangan kita merupakan sumber penyakit maka penting membuatnya tetap bersih setiap waktu. Kalau kebetulan ketemu toilet/sumber air mengalir, jangan sia-siakan kesempatan tersebut untuk cuci tangan dengan sabun dan sekalian cuci muka biar tetap fresh

4. Wudhu
Bisa dibilang wudhu adalah "mandi kecil". Karena setiap kali wudhu, kita membasuh hampir seluruh anggota tubuh kita mulai dari wajah, tangan, telinga, kepala, dan kaki. Dengan rutin wudhu sebelum melakukan solat 5 waktu, secara tidak langsung kita menjaga kebersihan diri kita.

5. Mandi 2x Sehari
Jangan lupa untuk tetap mandi 2x sehari saat traveling. Saat baru tiba di hotel, jangan langsung tiduran di kasur. Harus disiplin mandi dulu sebelum beristirahat. Baju bekas naik pesawat kalau bisa jangan dipakai lagi atau langsung dicuci.


6. Pakai Masker
Karena virus Corona menyerang sistem pernapasan kita, penting untuk melindungi hidung dan mulut kita dengan masker. Di dalam pesawat, di boarding room, di dalam angkutan umum, di ruang publik, sebaiknya kita selalu memakai masker. Pastikan kita memakai dan memegang masker dengan benar. Jangan pegang bagian depannya tapi selalu dari samping.

7. Tidur Cukup dan Minum Vitamin
Selalu jaga daya tahan tubuh saat traveling. Jangan begadang, jangan dugem, jangan telat makan, dan istirahat yang cukup. Jangan lupa banyak air minum putih juga. Kalau dirasa perlu, bisa minum suplemen vitamin C, minum madu, dan sedia tolak angin, 

8. Berjemur 15 Menit
Sempatkan untuk berjemur paling tidak 15 menit dalam sehari saat traveling. Jangan berjemur pukul 6-9 pagi karena sinar ultraviolet di pagi hari gelombangnya panjang dan tidak baik. Bisa memicu kanker dan bikin keriput. Paling baik berjemur antara jam 10-11 pagi karena sinar ultraviolet-nya pendek dan baik untuk kesehatan. Dapat meningkatkan imunitas serta mencegah kanker.

Akhir kata, selalu review kembali rencana traveling kalian. Jika tidak perlu-perlu banget lebih baik ditunda terlebih dahulu. Lebih baik mencegah, dibandingkan mengobati kan!

Be safe and safety first!

JALAN-JALAN DI FILIPINA - PART 6 : CORON BEACH HOPPING

Hari keempat di Coron merupakan hari efektif terakhir saya di Filipina. Karena keesokan harinya saya akan seharian mengejar penerbangan Philippines Airlines dari Busuanga (Coron) ke Cebu, disambung penerbangan Airasia dari Cebu ke Kuala Lumpur, lalu terakhir penerbangan Airasia dari Kuala Lumpur ke Jakarta.

Di hari keempat ini agenda saya untuk ikutan paket beach hopping di Coron. Paket beach hopping ini berbeda dengan 2 paket island hopping yang sudah saya ikuti kemarin. Karena paket beach hopping ini isinya hanya mengunjungi pantai-pantai berpasir putih paling indah di Coron.


ITINERARY BEACH HOPPING


Seperti yang sudah-sudah, saya pesan paket tour beach hopping dari Dayon Hostel 1 hari sebelum keberangkatan. Harganya PHP 1,500 untuk mengunjungi 3 pantai paling terkenal di Coron:
  • Bulog Dos Sandy Bar
  • Pantai di Banana Island
  • Pantai di Malcapuya Island

Harga yang dibayarkan sudah termasuk boat transfer, sewa life jacket yang wajib dipakai selama di atas boat, makan siang, tiket masuk, snack sore, dan jasa pemandu. Total peserta dalam beach hopping tour kali ini ada sekitar 30 orang. Tampaknya paket tour keliling pantai ini populer sekali di kalangan orang Filipina karena 80 persen pesertanya turis lokal. Sisanya turis asal Amerika, 2 turis asal Jepang, dan saya sendiri dari Indonesia.


CORON BEACH HOPPING


Seperti biasa, saya di jemput dari Dayon Hostel pukul 8.30 lalu diantar menuju pelabuhan sembari menunggu peserta tur lainnya. Setelah lengkap, kami dipandu untuk naik kapal berukuran cukup besar dan memulai perjalanan hampir 2 jam menuju lokasi pantai yang pertama: Bulog Dos Sandy Bar. Lokasinya memang cukup jauh makanya perlu waktu tidak sebentar kesana. Untungnya saya bukan tipe orang yang gampang mabuk laut jadi 2 jam perjalanan saya habiskan dengan mengobrol dengan turis lokal asal Filipina, foto-foto pemandangan, atau sekedar menikmati bukit-bukit karst berlatarkan langit biru cerah.


BULOG DOS SANDY BAR


Tiba di Bulog Dos Sandy Bar, saya langsung terhipnotis oleh gradasi warna lautnya. Campuran antara laut biru muda perairan dangkal dengan biru tua laut dalam, dipadu bersama pantai berpasir putih. Pantai ini indah sekali, bebas sampah, dan langsung mengingatkan saya akan keindahan pantai di timur Indonesia. Bedanya, akses ke pantai di Coron mudah sekali karena banyak paket tur dengan "fixed price" yang melayani keberangkatan kesana setiap harinya.

Sedangkan di Indonesia, khususnya bagian timur, aksesnya masih tergolong sulit. Seringkali kita diharuskan untuk sewa kapal sendiri untuk island hopping. Tentu hal ini sangat memberatkan bagi mereka yang sedang solo traveling seperti saya, karena harus sibuk mencari barengan biar bisa patungan. Kalau tidak dapat barengan, terpaksa harus saya cancel island hopping-nya karena saya tidak mau keluar uang segitu banyak.

Belum lagi masalah informasi yang serba tidak jelas di banyak tempat wisata di Indonesia. Syukur-syukur jadi orang Indonesia, sehingga mudah tinggal tanya ke orang lokal. Kalau turis asing, sudah informasi wisatanya minim di internet, orang lokalnya pun susah diajak berkomunikasi dalam bahasa Inggris.

Sementara di Filipina, hampir semua orang bisa bahasa Inggris. Mulai dari tukang sapu, tukang kapal, pelayan resto, sampai orang-orang di pinggir jalan. Jadi tidak hanya terbatas pada orang-orang di industri pariwisata.

Informasi wisatanya juga banyak dan jelas di internet, ditulis dalam bahasa Inggris sehingga memudahkan bagi saya dalam membuat itinerary liburan di Filipina. Mau kemana, naik apa, harganya berapa, semuanya ada di internet. Tinggal di browsing. Jujur saja, travelling di Filipina buat saya sangat mudah dan nyaman sekali.






BANANA ISLAND


Dari Bulog Dos, perjalanan dilanjutkan menuju Banana Island. Disana sudah disiapkan makan siang di atas meja super panjang, di pinggir pantai berpasir putih. Kami duduk berhadap-hadapan 2 baris layaknya perjamuan makan malam. Menunya terdiri aneka seafood, ayam goreng, salad rumput laut, dan buah-buahan. Semuanya enak! 

Beres makan siang kami lalu diberi waktu bebas. Terserah mau ngapain. Bisa main volley, basket, berenang, main di pantai, atau tidur siang di atas hammock sambil ditemani angin sepoi-sepoi. Untung saya bawa buku bacaan. Jadi bisa baca novel sambil leyeh-leyeh di atas hammock.




MALCAPUYA ISLAND


Sore harinya, kami menuju Malcapuya Island untuk menonton sunset. Lagi-lagi acaranya bebas. Terserah mau berjemur, berenang, snorkeling, atau duduk-duduk di pondok sambil minum es kelapa. Sekalipun ini paket tur tapi itinerarynya sangat lenggang, tidak dikejar-kejar waktu harus ke banyak tujuan seperti tour travel pada umumnya. Jadi saya super enjoy. Pas sekali memasukkan paket tur ini di hari terakhir. Karena selesai tur, badan dan pikiran langsung jadi relaks. Penutup yang indah untuk liburan di Filipina kali ini.

Buti Nalang Calauit, See you again Coron!




- THE END -


JALAN - JALAN DI SEOUL KOREA - PART 1

Kalau ditanya pilih Jepang atau Korea, saya pilih Jepang. Tapi kalau ditanya pilih Tokyo atau Seoul, jelas saya pilih Seoul! Saya bukan...