Selasa, 24 Maret 2020

JALAN-JALAN DI FILIPINA - PART 5 : CORON ISLAND HOPPING

Hari ketiga di Coron, mulanya saya berencana untuk ikutan paket one day tour melihat dan snorkeling bareng sea cow/dugong. Konon katanya dugong watching di Coron ini memiliki tingkat keberhasilan yang paling tinggi di dunia. Artinya besar kemungkinan kita bisa snorkeling (dan bahkan diving) bareng Dugong.

Di downtown Coron ada banyak travel agent yang menyediakan paket tour ini dengan 1 harga. Inilah yang saya suka dari Coron. Selain menawarkan banyak macam paket tour, harga tour-nya juga sudah di regulasi oleh pemerintah lokal dengan tarif yang jelas dan transparan. Jadi jangan khawatir, tidak bakal kena scam atau kena "getok harga". Untuk pemesanannya juga tidak perlu booking dari jauh-jauh hari. Cukup pesan on the spot sehari sebelumnya. 

Setelah menimbang-nimbang, akhirnya saya putuskan untuk cancel paket snorkeling bareng dugong dan lebih memilih paket island hopping karena saking cintanya sama keindahan landscape serta bawah lautnya Coron. Dan lagi-lagi saya booking paket tournya secara last minute. Saya baru baru mencari dan pesan paket tour dari travel agent pukul 7.45 pagi, lalu pukul 8.30 nya saya sudah di jemput di hostel. Walaupun semua serba dadakan tapi semuanya berjalan lancar. Salut deh sama pariwisata di Coron.

JALAN-JALAN DI FILIPINA - PART 1 : 6 JAM TRANSIT DI SINGAPURA
JALAN-JALAN DI FILIPINA - PART 2 : 24 JAM TRANSIT DI CEBU DAN OSLOB
JALAN-JALAN DI FILIPINA - PART 3 : CORON ULTIMATE TOUR
JALAN-JALAN DI FILIPINA - PART 4 : CALAUIT SAFARI PARK
JALAN-JALAN DI FILIPINA - PART 5 : CORON ISLAND HOPPING

ISLAND HOPPING ITINERARY


Saya pesan paket tour B seharga PHP 1,400 yang itinerary-nya mencakup 6 tempat berikut:
  1. Barracuda Lake
  2. Twin Lagoon
  3. Lunch di Banol Beach
  4. Snorkeling di Reef Garden
  5. Snorkeling di Skeleton Wreck
  6. Cyc Beach
Saya sengaja pilih paket tour B karena ada Barracuda Lake di itinerary-nya. Twins Lagoon, Kayangan Lake, dan Barracuda Lake merupakan 3 destinasi wajib dikunjungi di Coron. Makanya saya bela-belain pilih paket tour ini yang ada Barracuda Lake-nya. Biarpun harus mengunjungi Twins Lagoon kali kedua tapi saya tidak keberatan karena memang sebagus itu tempatnya. 

Dalam tur kali ini, grup saya terdiri dari 9 orang. 1 pasangan lokal asal Filipina, 2 turis asal Yunani, 1 turis asal UK, 1 turis asal Prancis, 2 turis kakak beradik asal Chile, dan saya tentunya. Ini juga alasan kenapa saya suka ikutan paket tour seperti ini karena bisa ketemu macam-macam orang dari berbagai negara dan benua.

Highlightnya ada 3: Barracuda Lake, Twins Lagoon (again), dan lunch di Banol Beach. 



BARRACUDA LAKE


Dinamakan Barracuda Lake karena dulunya pernah ditemukan seekor ikan Barracuda besar disana. Barracuda Lake ini tempat diving yang cukup terkenal di dunia. Bukan karena keindahan bawah lautnya tapi sensasi menyelam yang ditawarkannya. Suhu airnya berangsur-angsur berubah dari 28 derajat celcius di bagian permukaannya, hingga 38 derajat celcius pada kedalaman 14 meter. Hal ini terjadi akibat campuran antara fresh water di bagian atas dan salt water di bagian bawahnya. Sehingga menciptakan aliran panas-dingin "thermocline".




TWINS LAGOONS


Twin Lagoons terdiri dari 2 laguna yang dihubungkan oleh sebuah celah yang saat pasang akan tertutup, jadi kita mesti menyelam untuk melewatinya. Atau bisa juga naik tangga kayu terjal dan licin yang sudah disediakan. Pemandangan di kanan kiri Twin Lagoons didominasi bukit-bukit karst hijau dengan warna air hijau zamrud. Landscapenya mirip seperti Wayag di Raja Ampat.




BANOL BEACH


Tempat kami menghabiskan makan siang di sebuah pondok pinggir pantai. Yang bikin spesial dari tempat ini karena pantainya luar biasa indah. Pasir pantainya putih dan airnya bewarna hijau toska. Cukup berjalan beberapa meter dari bibir pantainya, terdapat hamparan coral bewarna-warni. Dan berenang agak jauh kesamping, terdapat spot diving "Skeleton Wreck". Dimana terdapat bangkai kapal Jepang yang tenggelam akibat Perang Dunia 2.




- BERSAMBUNG -

JALAN-JALAN DI FILIPINA - PART 4 : CALAUIT SAFARI PARK

Tidak bisa dipungkiri, Calauit menjadi alasan utama saya untuk jalan-jalan Filipina. Terletak 2 jam perjalanan darat dari downtown Coron dan disambung 15 menit menyebrang naik kapal, tempat ini berupa sebuah pulau dimana hewan khas Afrika seperti jerapah dan zebra dapat berkeliaran bebas tanpa batas, tanpa pagar. Konsepnya mirip-mirip Taman Safari. Bedanya kita bisa bebas mengeksplor seisi pulau tanpa harus berada di dalam mobil.



DOWNTOWN CORON


Hari kedua di Coron merupakan hari yang paling saya nanti-nantikan. Karena agenda hari ini adalah untuk berkunjung ke Calauit Safari Park. Semalam sebelumnya memang ada sedikit drama. Ternyata Dayon Hostel tempat saya menginap dan tempat biasa saya membooking paket tour tidak bisa membookingkan saya paket tour ke Calauit karena tidak ada peserta.

Alhasil pukul 10 malam saya sibuk berkeliling downtown Coron mencari travel agent yang masih buka dan punya jadwal tur ke Calauit untuk keesokan harinya. Cukup lama saya keluar masuk travel agent hingga akhirnya ketemu 1 travel agent dekat pelabuhan yang punya jadwal ke Calauit. Buru-buru saya segera memesan paket tur tersebut karena takut kehabisan slot.

Sekalipun saat itu jam sudah menunjukkan pukul 10.30 malam dan banyak toko sudah mau tutup, tapi travel agent tersebut tetap profesional melayani saya dan tetap mengusahakan agar saya bisa ikut tur besok pagi. Padahal penjemputan akan dilakukan pukul 4 besok paginya. Salut deh dengan para pelaku sektor pariwisata di Coron.



DAYON HOSTEL


Jam 4 pagi saya sudah siap di lobby Dayon Hostel menunggu jemputan. Sambil menunggu, saya sekalian membalas beberapa email kerjaan. Perlu diingat, wifi di Dayon Hostel ini kacrut sekali. Koneksinya hanya "benar" dari pukul 1 pagi hingga 6 pagi. Selebihnya, luar biasa lelet. Jangankan buka instagram, mengirim pesan whatsap saja error terus. Makanya saya selalu bangun pagi untuk menyelesaikan beberapa urusan digital.

Setelah lebih 1 jam menunggu, belum ada juga tanda-tanda penjemputan. Sedikit was-was karena saya memesan tur ini last minute jadi takut kelupaan dijemput. Malah saya tidak punya sim card lokal sehingga tidak bisa menghubungi travel agentnya. Untungnya 10 menit berselang, jemputan tiba. Usut punya usut ternyata saya yang paling terakhir dijemput. Pantas lama banget datangnya.



DOWNTOWN CORON KE CALAUIT ISLAND


Dari Coron, saya naik minivan bersama 6 orang turis China, 2 orang ibu-anak asal Filipina, 2 orang pasangan ABG asal Filipina, dan 2 orang turis Amerika. Total kami ber-13. Wih, angka sial nih. Hehe.

Karena kurang istirahat, sepanjang perjalanan saya tidur pulas. Begitu terbangun, kami sudah tiba di sebuah cottage pinggir pantai, dengan meja panjang berisi aneka roti dan sereal. Setelah sarapan ringan, kami naik minvan lagi menuju dermaga untuk kemudian naik boat 15 menit menuju Pulau Calauit. 

Di belakang minivan kami, ada 1 minivan lagi berisi rombongan kedua dari travel agent berbeda. Total, hanya ada 2 rombongan yang saat itu berkunjung ke Calauit. Tampaknya paket tour ke Calauit ini kalah beken dengan paket tour ke Twin Lagoon atau Kayangan Lake sehingga sepi peminat. Tapi justru saya suka sepi begini. Jadi serasa pulau milik pribadi.




CALAUIT SAFARI PARK


Setelah mengisi buku kedatangan, kami diantar ranger ke sebuah pondok untuk sarapan pagi lagi. Ternyata yang tadi itu dihitung sebagai "snack pagi". Yang sekarang betulan makan pagi karena pakai nasi dan telur. Beres makan kami diajak berjalan kaki di area sekitar pondok, memberi makan jerapah, lalu naik mobil butut bersafari keliling pulau melihat jerapah, rusa, dan zebra yang hidup bebas dan lepas. Kemudian kami diajak mengunjungi kandang buaya, kura-kura, dan ular, sebelum akhirnya kegiatan bebas sampai siang. Terserah mau ngapain aja.






BLACK ISLAND


Sejujurnya saya tidak tahu itinerary paket tour Calauit ini secara detail. Saya pikir setelah safari di Calauit yang menjadi highlight-nya, kami akan diantar balik ke Coron. Tapi saya salah. Ternyata kami diantar kembali ke pulau utama naik boat lalu pergi menuju cottage pinggir pantai untuk makan siang. Setelah itu lanjut naik kapal kecil menuju tujuan berikutnya: Black Island.

Dinamakan Black Island karena pulau ini didominasi batuan limestone runcing yang terlihat bewarna hitam dari kejauhan. Di dalam pulaunya, terdapat sebuah goa lengkap dengan mata airnya. Mirip seperti Goa Rangko di Labuan Bajo.

Boleh dibilang Black Island ini paket komplit. Selain punya goa cantik dan pemandangan bukit-bukit limestone khas Palawan, pulau ini juga dianugerahi hamparan pasir pantai putih, keindahan koral bawah laut, serta deretan nyiur melambai pohon kelapa. Jadi setelah asik snorkeling dan main di pantai, paling asik memang tidur-tiduran di bawah rindangnya pohon kelapa sambil ditemani angin sepoi-sepoi.

Cukup lama kami habiskan waktu di Black Island. Mungkin hampir 3 jam kami disana sebelum akhirnya naik kapal kecil lagi kembali ke pulau utama.







BUSUANGA MUNICIPAL HALL


Awalnya saya pikir setelah tiba di cottage pinggir pantai, minivan akan langsung meluncur menuju downtown Coron. Namun lagi-lagi saya salah. Ternyata kami mampir sebentar di kota Busuanga untuk berfoto di bangunan paling ikonik disana: Busuanga Municipal Hall. Kemudian barulah minivan menuju dowtown Coron dan saya pun kembali tertidur pulas selama perjalanan pulang.

Buti Nalang Calauit, See you again!



- BERSAMBUNG -


Sabtu, 21 Maret 2020

JALAN-JALAN DI FILIPINA - PART 3 : CORON ULTIMATE TOUR

Coron sering disebut-sebut "Raja Ampatnya" Filipina. Landscape-nya yang didominasi bukit-bukit karst, pantai pasir putih, dan kombinasi perairan dangkal hijau toska dan laut dalam biru tua, benar-benar mengingatkan saya akan Wayag dan Misool di Raja Ampat. Bedanya, akses menuju Coron jauh lebih mudah dan jauh lebih murah ketimbang pergi ke Raja Ampat.

Coron masuk ke dalam wilayah Kepulauan Palawan bersamaan dengan El Nido dan Puerto Princesa. Terletak di ujung utara Kepulauan Palawan, Coron dapat dicapai naik boat 15 jam dari Manila atau 3.5 jam naik fast boat/7 jam naik fast boat dari El Niso. Paling praktis memang naik pesawat kesana dari kota-kota besar di Filipina seperti Cebu, Manila, Puerto Princesa, dan Clark.



CEBU KE BUSUANGA (CORON)


Dari Cebu saya naik pesawat Phillipines Airlines menuju Busuanga, gerbang masuk ke Coron. Saya sengaja ambil penerbangan paling pagi supaya tidak rugi waktu. Jadi begitu sampai, bisa langsung ambil paket island hopping dan mengeksplor keindahan Coron.

Bandara Francisco B. Reyes (USU) di Busuanga ukurannya kecil dengan tampilan serba sederhana. Mirip seperti bandara Sorong yang lama. Tidak ada conveyor belt di Bandara Busuanga. Jadi bagasi para penumpang masih diangkut secara manual dan dikumpulkan ke dalam satu ruangan, lalu kita mesti ambil sendiri bagasi masing-masing.

Kelar urusan bagasi, saya kemudian naik minivan seharga PHP 150 menuju downtown Coron. Tinggal sebutkan saja alamat dimana kita menginap, sopirnya akan mengantarkan kita persis ke depan penginapan. Lama perjalanan sekitar 45 menit.



DAYON HOSTEL


Di Coron saya menginap di Dayon Hostel dengan harga permalam PHP 593. Hostel ini baru saja dibuka sehingga kamar dan perabotannya serba baru. Letaknya memang di ujung jalan utama, jadi kalau mau ke pusat kota mesti jalan kaki dulu 15-20 menit. Tapi saya tidak keberatan karena Dayon Hostel ini bersih, harganya murah, dan resepsionisnya cekatan.

Sekalipun saya tiba pukul 8 pagi dan belum bisa check in, resepsionisnya mempersilahkan saya untuk sarapan pagi gratis. Dia juga berusaha membookingkan saya paket tour island hopping di hari yang sama. Padahal turnya akan dimulai pukul 9 pagi atau 1 jam dari saat saya tiba di hostel. Salut deh sama resepsionisnya. Karena usahanya, hari pertama saya di Coron jadi tidak terbuang percuma.




CORON ULTIMATE TOUR


Paket island hopping yang saya ambil harganya PHP 1,500, sudah termasuk sewa kapal, makan siang, life jacket, snorkeling gear, jasa pemandu, dan tiket masuk wisata. Tur dimulai seharian, dari pukul 9 pagi dan berakhir sekitar jam 6-7 malam.

Saat itu saya 1 grup dengan 2 orang turis lokal Filipina, 2 turis asal Australia, dan 2 turis asal Romania. Total kami ber 7 dalam 1 boat, ditambah 1 orang boat master dan 1 orang pemandu.

Ada 6 tempat yang kami kunjungi:
  1. Snorkeling di Siete Pecados Marine Park
  2. Kayangan Lake
  3. Lunch di Calachuchi Beach
  4. Twin Lagoons
  5. Snorkeling di Skeleton Wreck
  6. Cyc Beach

Highlight dari tour ini sudah pasti Kayangan Lake dan Twin Lagoon yang memang menjadi ikon dari Coron.

Kayangan Lake merupakan 1 dari 8 danau yang ada di Pulau Coron. Danau ini disebut-sebut sebagai danau terbesih se-Filipina, dengan 70 persen fresh water dan 30 persen sea water. Untuk tiba di Kayangan Lake, kita diharuskan menaiki dan menuruni total 300 anak tangga terlebih dahulu. Di tengah trekking, kita akan menemukan view point deck dimana banyak pengunjung mengambil foto "classic Coron shot" dari atas sana.

Sementara Twin Lagoons terdiri dari 2 laguna yang dihubungkan oleh sebuah celah yang saat pasang akan tertutup, jadi kita mesti menyelam untuk melewatinya. Atau bisa juga naik tangga kayu terjal yang sudah disediakan. Visibility di Twin Lagoons terkadang keruh karena tempat pencampuran aliran air tawar dan air laut. Hal ini pula yang mengakibatkan banyak titik thermocline.

Berikut ini keseruan saya di hari pertama saat mengikuti Coron Ultimate Tour.


SIETE PECADOS MARINE PARK




KAYANGAN LAKE






TWIN LAGOONS




- BERSAMBUNG -


Instagram : @williamkellye
https://www.instagram.com/williamkellye/

#Travel #Backpacking #Explore #Wanderlust #Destination #Williamkellye #Solotravelling 

JALAN-JALAN DI FILIPINA - PART 2 : 24 JAM TRANSIT DI CEBU DAN OSLOB

Sudah lama saya ingin berenang bersama whale shark. Di Indonesia lokasi populernya ada di Teluk Cendrawasih (Papua), Derawan (Kalimantan), dan Gorontalo (Sulawesi). Karena satu lain hal, sampai sekarang niat mulia tersebut belum sempat terwujud. 

Kebetulan bakal transit 24 jam di Cebu tentu tidak saya sia-siakan kesempatan ini untuk bisa berenang bareng whale shark di Oslob, yang berjarak hanya 4 jam perjalanan darat dari Cebu. Di Filipina sendiri ada 2 lokasi favorit untuk whale shark watching, di Oslob dan Donsol. Hanya saja whale shark adi Donsol baru bisa dilihat di musim-musim tertentu, yaitu dari bulan November hingga Juni. Sementara di Oslob, whale shark-nya ada hampir sepanjang tahun.



DAY 2
MACTAN CEBU INTERNATIONAL AIRPORT


Saya tiba di bandara Cebu sekitar pukul 2 pagi dengan menggunakan pesawat Airasia dari Singapura. Beres urusan imigrasi, saya lalu mencari taksi untuk menuju Cebu South Bus Terminal yang berjarak 15 km atau sekitar 30 menit perjalanan. Sopir taksinya jujur dan lancar berbahasa Inggris. Saya membayar PHP 220 persis sesuai argo. Tidak ada scam, tidak ada hal-hal aneh, walaupun saya naik taksi dini hari dan hanya seorang diri. 

Sesampainya di Cebu South Terminal yang tampilannya serba sederhana, saya langsung mencari Ceres Bus yang melayani rute Cebu-Oslob. Harganya PHP 220, dibayarkan on the spot di dalam bus. Nanti ada kenek busnya yang akan menagih pembayaran.

Sekalipun masih subuh, antrian Ceres Bus sudah panjang mengular. Mungkin karena saat itu bertepatan dengan weekend, jadi banyak orang Cebu yang ingin liburan atau pulang kampung. Hampir 1 jam lamanya saya mengantri hingga dapat giliran naik bus.

Begitu naik, saya langsung berpesan pada sopir dan kenek bus untuk diturunkan di Barangay Tan-awan, tempat dimana loket whale shark watching berada. Loketnya berada persis di pinggir jalan dengan papan nama besar dan jelas, sekitar 10 km dari kota Oslob. Sebelum sampai akan terlihat deretan panjang mobil-mobil yang diparkir di pinggir jalan, milik para pengunjung yang sama-sama ingin ikutan whale shark watching.



OSLOB WHALE SHARK WATCHING


Untuk bisa berenang bersama whale shark di Oslob, turis asing diwajibkan membayar tiket sebesar PHP 1,000 . Tiket ini sudah termasuk alat snorkeling, life jacket, boat-transfer, dan loker untuk menyimpan barang bawaan. Lokernya lumayan besar. Backpack 60L saya saja muat .Jika ingin sekalian menyewa Gopro plus fotografernya, mesti menambah biaya PHP 500 lagi. 

Selain snorkeling disediakan juga paket diving. Mulanya saya sedikit tertarik untuk mengambil paket ini tapi setelah dipikir-pikir, whale shark lebih sering berada di permukaan. Jadi snorkeling saja harusnya sudah cukup.

Perlu diperhatikan juga, whale shark watching di Oslob ini hanya beroperasi dari pagi hingga siang pukul 12. Tujuannya untuk membatasi pengunjung dan agar whale shark-nya punya cukup waktu beristirahat. Jadi jangan datang kesiangan.



SNORKELING DENGAN WHALE SHARK


Setelah membayar tiket, saya dan pengunjung lainnya digiring ke suatu tempat untuk mendengarkan penjelasan mengenai apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat berenang dengan whale shark. Jika melanggar, kita akan didenda. Berikut ini hal-hal yang boleh/tidak boleh dilakukan dan harus dipatuhi sepanjang waktu.
  • Dilarang memegang whale shark
  • Dilarang memberi makan whale shark
  • Dilarang menggunakan flash photography
  • Dilarang menggunakan sun screen
  • Selalu jaga jarak 5-6 m dari whale shark

Whale shark termasuk dalam spesies hiu dan dapat ditemukan di perairan tropis. Dengan panjang 12 meter dan berat 20 ton, whale shark dinobatkan sebagai ikan terbesar di dunia sekalipun makanannya hanya berupa udang, krill, dan plankton.

Beres briefing, saya dan beberapa pengunjung 1 grup lainnya tinggal antri menunggu giliran. Tak sampai 30 menit kami sudah dipanggil untuk naik perahu menuju tengah laut. Lalu kami diberi waktu 30 menit untuk berenang dan snorkeling sepuasnya bersama whale shark.

Saat itu ada 3 ekor yang berenang cuek di sekitaran saya. Karena visibility airnya kurang baik, jarak pandangnya jadi serba terbatas. Akibatnya berkali-kali saya dikagetkan oleh kemunculan whale shark sebesar minivan yang tiba-tiba saja berenang melintas. Overall, saya puas sekali dengan pengalaman once in lifetime, berenang bersama whale shark.









NAIK HABAL-HABAL (OJEK LOKAL)


Selain whale shark, Cebu juga terkenal akan air terjunnya yang indah. Ada lebih dari 100 air terjun di Cebu. Tak heran jika Cebu sering disebut juga "ibu kotanya air terjun" di Filipina. Yang paling terkenal adalah Kawasan Fall. Saking populernya, Kawasan Fall ini selalu dipadati pengunjung sehingga saya jadi malas kesana. 

Oleh sebab itu, saya bertanya pada orang lokal alternatif air terjun lainnya selain Kawasan Falls yang bagus dan sepi. Direkomendasikanlah saya untuk mengunjungi Inambakan Fall dan Binalayan Fall yang menurut mereka tidak kalah indah dari Kawasan Fall.

Benar saja, begitu melihat foto-fotonya di internet saya mengangguk setuju dan langsung minta dicarikan habal-habal (ojek lokal) buat kesana. Pilihan ini paling praktis karena saya tidak perlu bersusah payah mencari rental motor, menyetir, dan khawatir bakalan tersasar. Karena perginya bareng orang lokal. Tinggal duduk manis saja, pasti sampai ke tujuan. Harganya juga murah, PHP 600 untuk rental habal-habal setengah hari, sudah termasuk mengunjungi 2 air terjun. Good deal kan!



INAMBAKAN FALL


Pemberhentian pertama adalah Inambakan Fall. Jaraknya sekitar 20 km atau 1 jam naik motor dari Oslob. Begitu sampai, saya langsung dibuat takjub oleh keindahan air terjun setinggi 30 meter ini. Warna airnya hijau toska, debit airnya deras, dan tidak ada pengunjung sama sekali kecuali saya. Jadi berasa air terjun milik pribadi. Dibandingkan dengan Kawasan Waterfall, saya lebih suka Inambakan Fall karena lebih berasa magic-nya.

Berhubung saya sudah membeli bekal saat perjalanan menuju Inambakan Fall, maka saya habiskan siang itu dengan lunch with the view.


BINALAYAN FALL


Dari Inambakan Fall, berikutnya saya menuju tujuan kedua: Binalayan Fall atau sering disebut "Hidden Fall" oleh penduduk lokal karena letaknya tersembunyi. Kalau sebelumnya di Inambakan Fall saya bebas mengeksplor air terjunnya tanpa perlu didampingi guide, di Binalayan Fall saya diwajibkan untuk menyewa guide lokal dengan bayaran sukarela. Ya hitung-hitung sekalian untuk memajukan pariwisata lokal.

Dipikir-pikir, ada untungnya juga menyewa guide begini. Karena dari parkiran motor, saya masih harus berjalan lagi sekitar 1 km untuk menuju air terjun utama. Trekkingnya melintasi hutan kelapa, menembus hutan tropis, dan beberapa kali melewati aliran sungai kecil sebelum akhirnya tiba di Binalayan Fall. Kalau pergi tanpa guide, mungkin saya bisa tersesat di dalam hutan.

Keunikan dari air terjun ini, dia memiliki 3 aliran yang jatuh dari ketinggian 20 meter dan sering dijadikan spot favorit oleh para pengunjung untuk cliff jumping.



OSLOB KE CEBU


Setelah mengnjungi 2 air terjun di Oslob, saya lalu minta diantar kembali ke tempat whale shark watching. Begitu malam tiba, tempat ini sepi dan sunyi sekali. Berbeda ketika pagi/siang ketika ramai dikunjungi orang-orang yang mau berenang bersama whale shark. Untungnya masih ada beberapa toko, cafe, dan resto yang buka. Jadi saya bisa sempat makan malam dulu sebelum mengejar bus kembali Cebu karena besoknya sudah harus ke bandara mengejar pesawat pagi ke Coron, Palawan.



- BERSAMBUNG -


Instagram : @williamkellye
https://www.instagram.com/williamkellye/

#Travel #Backpacking #Explore #Wanderlust #Destination #Williamkellye #Solotravelling 

JALAN - JALAN DI SEOUL KOREA - PART 1

Kalau ditanya pilih Jepang atau Korea, saya pilih Jepang. Tapi kalau ditanya pilih Tokyo atau Seoul, jelas saya pilih Seoul! Saya bukan...