Setiap kali jalan-jalan, baik solo traveling maupun jalan bareng teman, saya selalu mengurus semuanya sendiri. Mulai dari memesan tiket, membooking hotel, membuat itinerary, hingga mengurus printilan-printilan lainnya selama perjalan. Saya pribadi memang lebih suka traveling model begini ketimbang harus ikut tur karena lebih bebas, lebih puas, dan lebih hemat tentunya.
Boleh dibilang merancang itinerary itu gampang-gampang susah. Kuncinya itu asalkan tidak malas browsing dan tidak malas membaca. Kurangnya riset bisa berakibat fatal: banyak destinasi wisata terlewat, salah kostum, habis waktu karena banyak nyasar, atau bisa juga jalan-jalan mandiri tapi malah jadi semahal harga paket tur. Padahal tujuan utama kita pergi sendiri tidak lain untuk menghemat biaya perjalanan serta jadwal yang lebih fleksibel.
Di tahun 2016 ini saya berkesempatan jalan-jalan ke Jepang selama 10 hari bersama 2 orang teman semasa kuliah. Kami memang sudah lama banget kepingin ke Jepang tapi baru di tahun 2016 ketemu jadwal yang pas. Maklum kami bertiga bekerja di perusahaan yang berbeda dan tak jarang kami harus melakukan site visit yang membuat jadwal kerja kami sulit ditebak. Namun kami bertiga berkomitmen untuk mengosongkan jadwal di akhir bulan Maret hingga awal April agar bisa ke Jepang bareng.
Kami pilih tanggal tersebut karena masih masuk musim semi dimana cuaca sejuk, tidak terlalu dingin, dan tidak terlalu panas. Bonusnya, bertepatan pula dengan musim bunga sakura di Tokyo dan Osaka. Akhirnya kesampean juga mewujudkan bucketlist menonton festival bunga sakura di negara asalnya.
JALAN-JALAN DI JEPANG - PART 1 : ITINERARY
JALAN-JALAN DI JEPANG - PART 2 : TOKYO
JALAN-JALAN DI JEPANG - PART 3 : TOKYO
JALAN - JALAN DI JEPANG - PART 4 : KYOTO
JALAN-JALAN DI JEPANG - PART 5 : NARA
JALAN-JALAN DI JEPANG - PART 6 : OSAKA
JALAN-JALAN DI JEPANG - PART 1 : ITINERARY
JALAN-JALAN DI JEPANG - PART 2 : TOKYO
JALAN-JALAN DI JEPANG - PART 3 : TOKYO
JALAN - JALAN DI JEPANG - PART 4 : KYOTO
JALAN-JALAN DI JEPANG - PART 5 : NARA
JALAN-JALAN DI JEPANG - PART 6 : OSAKA
TIKET PESAWAT KE JEPANG
Tiket pesawat ke Jepang kami beli 6 bulan sebelumnya. Sebetulnya ini pembelian yang impulsif karena dari obrolan basa basi ringan mengenai rencana traveling di tahun 2016, malah berakhir dengan pembelian tiket pesawat Airasia Jakarta - Tokyo dan kepulangan dari Osaka - Jakarta. Kami memang sengaja memilih masuk lewat Tokyo dan keluar lewat Osaka supaya tidak rugi waktu dan hemat ongkos transport.
Boleh dibilang ini bakalan menjadi penerbangan panjang pertama saya naik budget airlines. Maka dari itu saya sudah siapkan bekal snack dan membawa ipad biar tidak mati gaya di pesawat.
RUTE PERJALANAN DI JEPANG
Karena tiket pesawatnya dibeli jauh-jauh hari, kami memiliki waktu 6 bulan untuk merancang detail itinerary selama di Jepang. Kami pun bagi-bagi tugas. Seperti biasa, saya didaulat untuk membuat itinerary serta menghitung bujet. Sedangkan teman saya yang lain ada yang bertugas mencari dan membooking hostel, mengatur penyewaan wifi, membooking tiket Disneysea secara online, serta membeli tiket bus Tokyo ke Kyoto.
10 hari bukanlah waktu yang banyak untuk bisa mengunjungi semua tempat menarik di Jepang. Oleh sebab itu kami memilih best of the best destinations di Jepang versi kami yang jatuh pada Tokyo, Kyoto, Nara, dan Osaka. Kami memang tidak mau mengunjungi terlalu banyak destinasi agar tiap kotanya punya cukup waktu untuk memberikan kesan mendalam dan membekas di hati. Jadi diputuskan untuk menghabiskan 4 hari di Tokyo, 3 hari di Kyoto, 1 hari di Nara, dan 2 hari di Osaka.
VISA JEPANG
Visa Jepang mudah sekali diurus dan besar kemungkinan visa di approved asalkan dokumen lengkap. Seperti persyaratan visa pada umumnya, saya mengisi formulir lengkap, menyerahkan pas foto, bukti pemesanan tiket pesawat, bukti booking akomodasi (dummy), itinerary selama di Jepang, surat keterangan kerja, dan fotokopi KTP, KK, serta rekening di bank. Saya apply hari Rabu, minggu depannya visa sudah jadi dan di approved. Harganya IDR 330,000 untuk visa single entry.
JR PASS
Sempat ada pertanyaan diantara kami, apakah perlu untuk membeli JR Pass? Mengingat harganya yang tidak murah (IDR 4,385,250) dan masa berlakunya yang terbatas hanya 7 hari. Setelah menimbang-nimbang akhirnya diputuskan untuk tidak membeli JR Pass karena kami tidak setiap hari berpindah kota atau melakukan one day trip ke suatu tempat yang jauh.
Ditambah lagi kami masuk dari Tokyo dan keluar dari Osaka, bukan masuk dan keluar dari Tokyo, jadi tidak bakalan sering-sering naik kereta Shinkansen. Lagipula kalau cuman mau merasakan sensasi naik kereta Shinkansen, kami mengakalinya dengan membeli tiket kereta Shinkansen termurah dari Kyoto ke Osaka seharga JPY 1,420. Jarak sejauh 43 km dapat ditempuh selama 15 menit saja. Mantap memang.
TRANSPORTASI DI JEPANG
Selama di Tokyo kami kemana-mana naik Subway. Kami menggunakan Tokyo Subway Ticket yang 3 day pass (1-day: 800 yen, 2-day: 1200 yen, 3-day: 1500 yen). Tiket sakti ini bisa digunakan untuk pemakaian tidak terbatas 9 jalur Tokyo Metro dan 4 jalur Toei. Tokyo Subway Ticket hanya boleh dibeli oleh turis asing karena diperlukan paspor untuk membelinya. Bisa dibeli di Haneda Airport atau beberapa Metro Station besar seperti Shinjuku atau Shimbashi.
Selama di Kyoto, kami hanya dua kali menggunakan kereta. Satu kali dari Kyoto Station ke Fushimi Inari menggunakan JR Nara Line (140 yen) dan satu kali dari Kyoto Station ke Arashimaya menggunakan San-In-Line (240 yen). Selebihnya saya menggunakan Kyoto City Bus untuk transportasi dalam kotanya.
Tarif Kyoto City Bus flat 220 yen sekali jalan, atau kalau menggunakan Kyoto City Bus One Day Pass jadi 500 yen untuk pemakaian tidak terbatas. Seluruh destinasi wisata di Kyoto sudah dilewati rute bus, kecuali Fushimi Inari (makanya saya kesana naik kereta).
Sementara di Osaka kami memanfaatkan Osaka Amazing Pass (3000 yen untuk 2 hari) yang di dalamnya sudah termasuk penggunaan tidak terbatas subway 2 hari, serta free-entrance untuk 28 tempat wisata berbayar di Osaka dan beberapa diskon special lainnya.
Untuk transportasi antar kotanya, kami menggunakan Willer Bus dari Tokyo – Kyoto yang tiketnya dipesan online jauh-jauh hari dari Indonesia. Berangkat pukul 22.00 dari Shinjuku, tiba pukul 06.15 di Kyoto, lumayan bisa hemat ongkos penginapan 1 malam.
AKOMODASI DI JEPANG
Harga hotel di Jepang mahal-mahal. Sudah harganya jutaan, kamarnya kecil pula. Makanya kami mensiasatinya dengan memilih menginap di hostel yang murah meriah. Berhubung kami masih berjiwa muda, kami tidak punya masalah jika harus tidur bersama orang tidak dikenal. Yang penting hostelnya bersih, lokasinya strategis dekat Subway, dan staffnya ramah plus lancar berbahasa Inggris (bonus). Jadi mereka bisa memberikan rekomendasi hidden gem yang tidak ada di buku panduan wisata.
- Di Tokyo kami menginap di Khaosan World Asakusa
- Di Kyoto kami menginap di J-Hoppers Kyoto
- Di Osaka kami menginap di Tani-9 Backpacker
ITINERARY DI JEPANG
- Day 1: Jakarta – Kuala Lumpur – Haneda (by Airasia). Bermalam di Haneda.
- Day 2: Tokyo City Tour (Asakusa – Ueno Park – Akihabara – Odaiba – Ginza)
- Day 3: Tokyo City Tour (Shinjuku – Harajuku – Yoyogi Park – Shibuya – Tokyo Tower – Roppongi – Tokyo Skytree)
- Day 4: Disneysea. Tokyo – Kyoto (By Willer Bus)
- Day 5: Kyoto City Tour (Fushimi Inari, Kinkakuji, Kyoto Imperial Palace, Gion)
- Day 6: Kyoto City Tour (Arashiyama, Nijo-jo Castle, Kiyomizudera Temple)
- Day 7: Kyoto – Osaka (By Shinkansen) & Osaka – Nara (By Kintetsu Nara Line). Nara City Tour (Kohfukuji Temple, Todaiji Temple, Himuro Shrine, Nara Park)
- Day 8: Universal Studios Osaka
- Day 9: Osaka City Tour (Kaiyukan, Osaka Castle, Sakura River Cruise, Dotonburi, Okawa River Cruise Sakura, Natural Open Air Hot Spring Spa Suminoe)
- Day 10: Osaka City Tour (Umeda Sky Building, HEP Five Ferris Wheel) & Osaka – Kuala Lumpur - Jakarta (by Airasia)
- BERSAMBUNG -
Instagram : @williamkellye
https://www.instagram.com/williamkellye/
#Travel #Backpacking #Explore #Wanderlust #Destination #Williamkellye #Jepang #Japan #Tokyo #Kyoto #Osaka #Nara
Hi, mau tanya ya. Tokyo Subway Ticket tidak bisa digunakan di yamanote line ya? Susah ga ya, berhubung semua station besar ada di yamanote line. Thanks in advance :)
BalasHapusIya, tokyo subway tidak bisa dipakai untuk yamanote line karena beda perusahaan. Tapi dengan tokyo subway sudah bisa mencapai semua destinasi wisata di Tokyo. Sedangkan kalau yamanote line sendiri tidak mencakup area Roppongi dan Asakusa. Jadi kalau menurut saya tokyo subway lebih sakti dan lebih efisien daripada yamanote
Hapus