Senin, 17 Februari 2020

EURO TRIP 2016 - PART 4 : JALAN - JALAN DI SANTORINI

Pertama kali mendengar nama Santorini tahun 2008 saat tempat ini dinobatkan sebagai destinasi terbaik oleh Travel & Leisure Magazine. Sejak saat itu saya bermimpi suatu saat harus berkunjung ke Santorini.

Ketika menyusun itinerary Euro Trip tahun 2016, Santorini awalnya tidak masuk ke dalam list. Alasannya karena lokasinya terlalu jauh dan berat di ongkos. Dari Paris/Amsterdam tidak ada penerbangan langsung kesana. Mesti transit via Athena, Barcelona, Milan, atau Madrid. Namun dengan pertimbangan Yunani sedang mengalami krisis keuangan sejak tahun 2015 yang berarti apa-apanya jadi serba murah, serta pertimbangan jaraknya yang tidak terlalu jauh dari Roma yang nantinya menjadi exit point, maka mantap diputuskan untuk memasukkan Yunani ke dalam itinerary. Dan saya pun tidak menyesal mengunjungi Santorini karena menjadi highlight dari Euro Trip kali ini.

EURO TRIP 2016 - PART 1 : 15 HARI, 6 NEGARA
EURO TRIP 2016 - PART 2 : JALAN - JALAN DI KUALA LUMPUR DAN AMSTERDAM
EURO TRIP 2016 - PART 3 : JALAN - JALAN DI PARIS
EURO TRIP 2016 - PART 4 : JALAN - JALAN DI SANTORINI
EURO TRIP 2016 - PART 5 : JALAN - JALAN DI ATHENA
EURO TRIP 2016 - PART 6 : JALAN-JALAN DI FLORENCE, PISA, DAN CINQUE TERRE
EURO TRIP 2016 - PART 7 : JALAN-JALAN DI ROMA, ITALIA

PARIS TO SANTORINI


Agak ribet memang mencari penerbangan dari Paris menuju Santorini. Ada beragam skenario yang bisa dipilih mulai dari opsi transit di Barcelona, jadi bisa sekalian jalan-jalan disana, hingga naik budget airlines ke Athena lalu disambung naik ferry ke Santorini. Mengingat durasi Euro Trip kali ini yang terbatas, hanya 5 hari, maka demi kepraktisan dan efisiensi dipilihlah untuk naik Aegean Airlines dari Paris ke Santorini via Athena. Harganya EUR 205 untuk 2 penerbangan. Cukup masuk akal mengingat untuk keberangkatan saat peak season (summer) dengan durasi penerbangan 3.5 jam dari Paris ke Athena dan 45 menit dari Athena ke Santorini.

Aegean Airlines ini merupakan pesawat nasionalnya Yunani dan masuk ke dalam full services airlines. Harga yang dibayarkan sudah termasuk tax, bagasi, in flight entertainment, dan makanan. Overall Aegean Airlines ini cukup recommended service-nya.

TRANSPORTASI


Tidak ada metro di Santorini. Untuk transportasinya bisa menggunakan taksi, bus, atau sewa mobil/motor/ATV. Bus di Santorini cukup bisa diandalkan dan on time. Rutenya sudah menjangkau mana-mana dengan harga ekonomis.
  • Bus Airport ke Fira : EUR 2.30
  • Bus Fira ke Oia : EUR 1.80
  • Bus Fira ke Perissa Beach : EUR 2.40

AKOMODASI


Penginapan murah meriah biasanya ada di Fira atau di Perissa Beach. Sementara penginapan lebih eksklusif ada di Firostefani, Imerogvili, dan Oia. Saya pribadi lebih senang tinggal di Fira yang merupakan ibukota Santorini karena aksesnya mudah, fasilitasnya paling lengkap, juga dekat supermarket, dan dekat terminal bus. Saya menginap di Ptolemeos Pension dengan harga IDR 750rb per malam. Kamarnya bersih, lokasinya strategis, pemiliknya ramah, dan kamarnya berasa "homey" jadi betah lama-lama berada di kamar. Keuntungan lainnya, di kamarnya ada teras privat jadi bisa sekalian jemur baju cucian. Saya sih suka-suka saja tinggal di Ptolemeos Pension walaupun letaknya sedikit jauh dari keramaian dan tidak memiliki view langsung ke kaldera.

Kalau punya budget berlebih bisa coba menginap di villa/hotel di Oia dan Imerogvili. Lalu cari yang memiliki private pool dengan pemandangan langsung kaldera. Jangan pilih penginapan di Perissa Beach karena jauh darimana-mana dan jauh dari keramaian.


FOOD & BEVERAGES


Banyak restoran di Santorini yang dibangun di pinggiran kaldera sehingga mereka berlomba-lomba menawarkan pengalaman unik santap kuliner dengan view rumah-rumah bercat putih dan gereja biru berlatarkan Laut Aegean. Tips hematnya datanglah saat breakfast karena menunya 1/3 lebih murah dibandingkan menu saat makan malam.

Mau makan lebih hemat? Di Santorini banyak kios gyros dan kebab dengan harga ramah dikantong. Sekitar EUR 3-5 tapi tetap mengenyangkan buat perut orang Asia. Harga wine di Santorini juga murah-murah. Merk lokal yang terkenal namanya Santo Wine.

DAY 6
FIRA


Saya baru tiba di hotel di Fira sekitar pukul 9 malam setelah melalui penerbangan panjang dari Paris. Mulanya saya berpikir jam 9 malam Fira sudah sepi seperti kota-kota besar di Eropa Barat pada umumnya. Tapi saya keliru, Fira tetap ramai dan banyak turis. Hingar bingar masih terasa hingga pukul 1 pagi. Mungkin ini disebabkan Santorini hanya ramai dikunjungi turis 6 bulan dalam setahun yaitu saat musim panas. Sehingga ketika sedang banyak turis seperti ini penduduk lokal Santorini bekerja ekstra demi mengumpulkan euro. 6 bulan berikutnya saat musim dingin Santorini akan sangat lenggang. Banyak toko yang tutup dan penduduk lokalnya pun meninggalkan Santorini ke tempat lainnya.




DAY 7
FIRA


Mungkin karena terlalu excited saya terbangun pukul 5 pagi dan langsung keluar hotel untuk berburu sunrise. Sebetulnya Fira bukanlah lokasi ideal untuk melihat sunrise karena posisinya berada di barat pulau. Tapi suasana Fira di pagi hari ini sungguh sangat damai dan tentram. Keindahannya membius sehingga saya habiskan pagi itu dengan hanya duduk-duduk menikmati pemandangan Fira bewarna keemasan karena dibalut sinar matahari.




OIA


Sejatinya ada 4 desa yang wajib dikunjungi di Santorini. Dari kiri ke kanan secara berurutan : Fira, Firostefani, Imerogvili, dan Oia. Dari ke 4 desa tersebut, Oia yang paling populer. Karena disitulah banyak terdapat gereja biru khas Santorini serta spot legendaris untuk menikmati sunset di Santorini. Kalau kita melihat postcard dari Santorini, rata-rata fotonya diambil di Oia. Pantas saja harga akomodasi di Oia yang paling mahal.

Lagi-lagi saya disuguhkan pemandangan Oia yang bikin speechless. Apalagi saat musim panas begini saat langit Santorini berwarna biru tanpa awan secuil pun yang membuat view di Oia dobel-dobel indahnya. Seharian saya habiskan dengan menyusuri tiap sudut Oia yang fotogenik. Kemudian menutup hari dengan menyaksikan sunset legendaris di Santorini dari sebuah benteng tua di Oia. Spot terbaik untuk melihat sunset. Usahakan datang 1 jam sebelumnya agar bisa mendapatkan posisi terbaik.




DAY 8
FIRA


Awalnya saya berencana ikutan day trip ke Nae Kameni, sebuah pulau kecil dekat Santorini. Harga turnya cukup affordable, EUR 35 per orang. Namun mengacu ke pengalaman kemarin saat mengeksplor Oia, Santorini ternyata panas pol saat summer begini. Untungnya di Oia kemarin banyak tempat berteduh jadi bisa keluar masuk toko/cafe/resto buat ngadem. Sementara kalau ikutan day trip ke Nea Kameni yang apa-apanya serba outdoor, bisa dipastikan bakalan sukses gosong. Jadi saya ubah itinerary-nya menjadi kembali mengunjungi Fira. Hitung-hitung kemarin baru sebentar jalan-jalan di Fira jadi belum puas.

Jalanan di Fira bagaikan labirin. Gang yang satu mirip dengan gang lainnya jadi gampang bikin kesasar. Tapi saya tidak keberatan harus tersesat di Fira yang super indah.

Bangunan di Fira didominasi bangunan putih tanpa genteng yang berdiri kokoh di pinggir tebing. Konon dibuat sedemikian rupa agar tahan gempa. Sedangkat dicat putih supaya mudah memtulkan cahaya matahari sehingga ruangan di dalamnya tetap dingin sekalipun tanpa pendingin ruangan. Karena rata-rata toko/cafe/resto di Santorini tidak berpendingin udara.



FIROSTEFANI


Sore harinya saya kembali berburu spot sunset di Santorini. Kalau kemarin saya menonton sunset dari Oia, hari ini saya putuskan untuk menontonnya dari Firostefani. Firostefani ini letaknya persis di sebelah Fira dan bisa dicapai 15-20 menit jalan kaki. Tapi supaya efisien saya memilih naik bus dengan membayar EUR 1.80. Tidak sampai 5 menit sudah sampai.

Berbeda dari Fira yang ramai, Firostefani ini ternyata lebih sepi turis sekalipun saat jam sibuk menjelang matahari terbenam. Jadi kalau mau menikmati sunset di Santorini tanpa gangguan, Firostefani tempatnya. Disana saya hanya perlu berbagi dengan selusin turis lainnya dalam menikmati sunset yang lagi-lagi "beyond words" saking indahnya.




DAY 9
PERISSA BEACH


Hari ini merupakan hari terakhir di Santorini sebelum siangnya saya akan naik Blue Star Ferry menuju Athena. Karena masih ada waktu setengah hari saya memutuskan untuk mengunjungi Perissa Beach yang letaknya 12 km dari pusat hingar bingar Fira.

Perissa Beach ini terkenal akan pasir pantainya yang bewarna hitam akibat letusan gunung berapi. Di pinggiran pantainya banyak berjejer cafe/resto yang sekaligus menyewakan payung dan kursi pantai untuk bersantai.

Sekitar setengah hari saya habiskan di Perissa Beach sebelum akhirnya kembali ke Fira untuk mengejar ferry ke Athena.




Instagram : @williamkellye
https://www.instagram.com/williamkellye/

#Europe #Travel #Backpacking #Explore #Wanderlust #Destination #Williamkellye #Paris #Amsterdam #Santorini #Rome #Athens

- TO BE CONTINUED -


Sabtu, 15 Februari 2020

EURO TRIP 2016 - PART 3 : JALAN - JALAN DI PARIS

Sejak pertama kali merencanakan Euro trip ini, Paris menjadi kota teratas dalam Iist tempat yang mesti dikunjungi. Bagaimana tidak, banyak film populer mengambil Paris sebagai lokasi syutingnya seperti Devils Wears Prada, The Tourist, Paris Je Táime, dan The Da Vinci Code. Berjalan-jalan di Paris bagaikan sedang berada di dalam adegan film Hollywood.

EURO TRIP 2016 - PART 1 : 15 HARI, 6 NEGARA
EURO TRIP 2016 - PART 2 : JALAN - JALAN DI KUALA LUMPUR DAN AMSTERDAM
EURO TRIP 2016 - PART 3 : JALAN - JALAN DI PARIS
EURO TRIP 2016 - PART 4 : JALAN - JALAN DI SANTORINI
EURO TRIP 2016 - PART 5 : JALAN - JALAN DI ATHENA
EURO TRIP 2016 - PART 6 : JALAN-JALAN DI FLORENCE, PISA, DAN CINQUE TERRE
EURO TRIP 2016 - PART 7 : JALAN-JALAN DI ROMA, ITALIA

AMSTERDAM TO PARIS


Dari Amsterdam saya naik Megabus menuju Paris. Lumayan murah meriah. Cukup membayar EUR 12.25 untuk 8 jam perjalanan. Saya booking online lalu tinggal tunjukkan bukti pemesanan saat akan naik bus. Tidak ada nomor kursi jadi pilih kursinya siapa cepat dia dapat. Jadi jangan telat dan jangan pilih kursi yang dekat toilet. 

Pool bus Megabus di Amsterdam ada di Amsterdam Sloterdijk Rail Station sedangkan di Paris di Bercy. Keduanya dapat dijangkau dengan transportasi umum (Metro di Paris, Tram di Amsterdam) jadi tidak perlu naik taksi untuk kesana sekalipun membawa koper lumayan besar. Kalau baru pertama kali naik Megabus pastikan untuk datang 30 menit lebih awal supaya bisa survey lokasi dan mencari halte busnya. Bus akan tiba 10-15 menit sebelum jam keberangkatan.

Selama perjalanan bus akan beberapa kali berhenti untuk memberikan waktu kepada para penumpang untuk ke toilet atau jajan termasuk di Terminal Sentral Belgia selama 30 menit. Overall Megabus ini cukup nyaman karena sepanjang perjalanan saya bisa tidur dengan nyenak. Juga ada fasilitas free wifi.

TRANSPORTASI DI PARIS


Transportasi di Paris sudah cukup mature. Segala jenis sarana ada disana mulai dari RER, Metro, City Bus, Airport Bus, Taksi, tram, dan Uber. Tapi hanya dengan Metro kita sudah bisa kemana-mana di Paris. Bagaimana tidak, Metro di Paris memiliki 16 jalur dan 302 stations dengan panjang lintasan 214 km. Setiap harinya Metro di Paris mengangkut 4.2 juta penumpang atau 1.5 milyar penumpang dalam 1 tahun. Menjadikan Metro di Paris nomor 2 paling sibuk di Eropa setelah metro di Moskow, Russia.

Ada 3 macam tipe tiket Metro di Paris. Berikut penjelasannya supaya tidak bingung.

  • t+ ticket : single ticket untuk pemakaian 1x untuk penggunaan segala jenis metro lines, city bus (kecuali Orlybus dan Roissybus ke bandara), tram, dan funicular di Montmarte. Harga t+ ticket sebesar EUR 1.9. Jika membeli 10 t+ ticket (1 carnet) harganya menjadi EUR 16.90.
  • Mobilis Ticket : tiket terusan harian yang bisa dipakai untuk pemakaian tidak terbatas metro, RER, city bus, tram, dan funicular. Harganya bervariasi tergantung jumlah zona yang dipilih. Harga mobilis untuk 2 zona sebesar EUR 7.50, 3 zona EUR 10.00, 4 zona EUR 12.40, dan 5 zona EUR 17.80.
  • Navigo Pass : tiket terusan mingguan yang bisa dipakai untuk pemakaian tidak terbatas metro, RER, city bus, tram, dan funicular dari zona 1-5 termasuk Disneyland, CDG Airport, Orly Airport, dan Chateau de Versailles. Karena berlaku mingguan, Navigo berlaku dari hari Senin pagi (00.00) hingga Minggu malam (23.59). Harganya EUR 22.80.

Kalau mau ke Bandara Charles de Gaulle bisa naik taksi, uber, RER-B, atau bus. Saya pribadi lebih suka naik RER-B karena paling murah dan efisien. Harganya EUR 10.30 untuk perjalanan sekitar 45 menit. Sediakan waktu sekitar 3-4 jam sebelum keberangkatan pesawat karena RER ini kadang suka telat datang atau tiba-tiba mogok.

Note:
Central Paris berada di zona 1
CDG Airport berada di zona 5
Orly Airport dan Versailles berada di zona 4

AKOMODASI DI PARIS


Selama di Paris saya menginap di Hotel Charing Cross dengan harga permalam EUR 184. Lokasinya super strategis karena dekat Metro Saint Augustin, dekat Terminal Gare Saint Lazare, dekat supermarket, dan banyak gerai fast food 24 jam. Saking strategisnya, terkadang kalau lagi jalan-jalan lalu kebelet pipis, saya akan bela-belain balik ke hotel sekedar buat ke toilet. Hitung-hitung bisa hemat EUR 1 kan kalau pakai toilet umum. 

DAY 3
TROCADERO


Setelah tiba dari perjalanan dari Amsterdam menuju ke Paris dan check in di hotel, saya langsung menuju Trocadero. Dari hasil browsing di internet, Eiffel Tower ini paling bagus kalau disaksikan dari Trocadero. SETUJU! Best view banget sih ini!

Karena Trocadero ini lokasinya turis banget jadi biasanya selalu ramai sepanjang waktu. Hati-hati dengan barang bawaan karena disana banyak copet. Selalu waspada kalau ada orang tidak dikenal yang tiba-tiba ramah, mengajak ngobrol, atau minta tanda tangan. 

Di Trocadero juga banyak scam artist yang sering mengajak turis bermain tebak bola pingpong dalam gelas. Ini juga lebih baik dihindari, tidak usah ikut-ikutan karena pasti kalah dan ditipu. 

EIFFEL TOWER


Kunjungan ke Paris tidak akan lengkap jika tidak berkunjung ke Eiffel Tower yang dibangun tahun 1889 dengan ketinggian 324 meter. Untuk naik ke observatory deck-nya ada 4 macam tiket masuk.
  • EUR 16.30 untuk menggunakan akses lift menuju lantai 2
  • EUR 25.50 untuk menggunakan akses lift menuju lantai paling atas
  • EUR 10.20 untuk menggunakan tangga menuju lantai 2
  • EUR 19.40 untuk menggunakan tangga menuju lantai 2 lalu akses lift menuju lantai paling atas

DAY 4
CHATEAU DE VERSAILLES

Kalau ada 1 istana yang wajib dikunjungi selama berada di Paris, Chateau de Versailles jawabannya. Istana ini megah, mevvah, dan grande. Dulunya dipakai sebagai tempat tinggal Marie Antoinette sebelum akhirnya dia dihukum mati oleh rakyat Prancis karena hidup bermewah-mewahan di saat penduduk Prancis banyak yang kelaparan dan hidup miskin akibat perang.

Terlepas dari sejarah kelam dari Chateau de Versailles, kalau berkunjung kesana pastikan datang sedari pagi dan sudah membeli tiket secara online. Jadi tidak buang-buang waktu lagi untuk antri. 

Untuk kesana, cara paling murah adalah dengan naik RER-C atau kereta komuternya Parisian. Belilah tiket dengan tujuan Versailles Rive Gauche. Ingat ada 3 stasiun dengan nama Versailes tapi hanya stasiun Versailes Rive Gauche lah yang benar dan paling dekat dengan pintu masuk Chateau de Versailles. Sampai di stasiun Versailles Rive Gauche, kita tinggal berjalan kaki 15 menit menuju Chateau de Versailles. Jangan khawatir kesasar karena petunjuknya banyak dan jelas.




SACRE COUR


Di Paris ada beberapa tempat untuk menikmati pemandangan kota Paris dari ketinggian seperti di Eiffel Tower, Arc de Triomphe, Montparnasse Tower, dan Pantheon. Namun untuk bisa masuk kesana mesti berbayar dan tiketnya tidak masuk budget karena mahal. Setelah dicari-cari ketemu juga tempat gratisan buat melihat view kota Paris dari atas. Sacre Cour namanya.



THE SINKING HOUSE


Lokasi ini cukup populer baik di instagram maupun di internet. Lokasinya persis di samping Sacre Cour tapi membutuhkan sedikit "imajinasi" untuk menemukannya.


MONTMARTE


Boleh dibilang ini adalah daerah paling favorit saya di Paris. Lokasinya masih satu area dengan Sacre Cour. Jalanan cobblestone serta deretan cafe/resto lucu dan gemes sukses mencuri hati saya.


DAY 5
MUSEE DE LOUVRE


Museum terbesar dan paling banyak dikunjungi di dunia dengan 9.6 juta kunjungan dalam 1 tahun. Dulunya bangunan ini difungsikan sebagai istana kerajaan (Royal Palace) sebelum dialih fungsikan menjadi museum. Kini ada 38,000 objek yang dipajang disana termasuk lukisan Monalisa yang terkenal. 

Tiket masuk ke Musee du Louvre sebesar EUR 17 jika dibeli secara online atau EUR 15 jika on the spot. Tiket masuk akan gratis untuk setiap pengunjung pada hari Sabtu pertama setiap bulannya atau saat Bastille Day tanggal 14 July.


BIR HAKEIM


Selain Trocadero, spot asik lainnya untuk menikmati Eiffel Tower dari Bir Hakeim. Dibandingkan Trocadero, Bir Hakeim lebih sepi sehingga kita bisa foto narsis tanpa perlu takut bocor atau malu dilihat ribuan turis lainnya.

CHAMP DE MARS


Rasanya tidak akan pernah bosan melihat Eiffel Tower. Dalam pencarian spot-spot asik lainnya dengan background Eiffel Tower, ketemulah Champ de Mars. Taman luas persis di depan Eiffel Tower yang biasa dipakai oleh Parisian untuk piknik, berjemur, atau sekedar nongkrong menikmati hari sambil makan baguette biar dikira Parisian.

LES INVALIDES


Kompleks bangunan yang terdiri dari monumen dan museum ini dibangun dari tahun 1671 hingga 1678. Disini pulalah terdapat makam dari tokoh revolusi Prancis, Napoleon Bonaparte. Bukan cuman bangunan utamanya yang keren tapi taman di depannya juga bagus dan terawat.

Kunjungan di Les Invalides ini menjadi penutup kunjungan di Paris. Karena besok pagi-pagi saya harus ke Bandara Charles de Gaulle untuk mengejar pesawat tujuan ke Santorini.




Instagram : @williamkellye
https://www.instagram.com/williamkellye/

#Europe #Travel #Backpacking #Explore #Wanderlust #Destination #Williamkellye #Paris #Amsterdam #Santorini #Rome #Athens



EURO TRIP 2016 - PART 2 : JALAN - JALAN DI KUALA LUMPUR DAN AMSTERDAM



DAY 0
10 JAM DI KUALA LUMPUR


Pesawat Airasia yang saya tumpangi mendarat mulus di bandara KLIA-2. Setelah urusan imigrasi dan pengambilan bagasi kelar saya langsung mencari bus bandara tujuan KL Sentral. Bus bandara di KLIA-2 memang sedikit kurang terawat. Tapi AC-nya dingin, kursinya nyaman, dan harganya murah meriah. Cukup membayar RM 12 untuk 1 jam perjalanan. Bandingkan jika naik kereta KLIA Express yang harganya RM 55 sekali jalan.

Karena penerbangan lanjutan Kuala Lumpur ke Amsterdam masih dini hari nanti maka diputuskan untuk menyewa hotel budget di daerah KL Sentral. Supaya bisa beristirahat, menyimpan koper, dan sekaligus tidur siang. Faktor kenyamanan menjadi poin penting dalam perjalanan kali ini karena saya pergi bersama ibu saya. Jadi sebisa mungkin kami tidak terlalu memaksakan diri dan capek. Untuk itinerary selama di Kuala Lumpur, kami hanya menghabiskan sore jalan-jalan santai di daerah Bukit Bintang sebelum lanjut makan malam di KLCC sambil foto-foto dengan latar Petronas Twin Tower.


TRANSIT DI ABU DHABI


Pukul 9 malam saya sudah berada di KL Sentral lagi untuk mengejar bus menuju bandara KLIA-1. Kemudian saya check in di Etihad Airlines dan menunggu pesawat tujuan Amsterdam dengan transit di Abu Dhabi.

Besar dan luas. Itulah impresi awal saya ketika tiba di Abu Dhabi International Airport. Bagaimana tidak, bandara terbesar kedua di UAE ini (setelah Dubai Int. Airport) memiliki luas 3,400 hektar serta melayani 24 juta penumpang setiap tahunnya. Sayangnya saat itu orang Indonesia perlu visa untuk masuk ke UAE. Karena waktu transit yang terbatas dan harga visa transit UAE yang tidak murah, saya memilih untuk tetap tinggal di bandaranya saja. Untungnya ada banyak toko disana yang lumayan menarik buat cuci mata.

SCHIPHOL AIRPORT


Tiba di Schiphol Airport, Belanda, tidak ada masalah berarti saat mengantri imigrasi. Saya hanya ditanya akan jalan-jalan di Eropa berapa lama dan dicek apakah sudah punya tiket balik ke Indonesia. Pengambilan bagasi pun lancar tidak ada drama.

Dari bandara Schiphol ada 3 cara menuju pusat kota, yaitu :

  • Menggunakan NS Train (harga EUR 4.2 + EUR 1 surcharge untuk disposable ticket, berhenti di Amstedam Central)
  • Naik bus no 197 (harga EUR 5, berhenti di Museumplein dan Leidseplein)
  • Naik GVB Bus no 69 (harga EUR 2.9, berhenti di Amsterdam Sloterdijk)

Karena saya traveling on budget tentu saya pilih opsi no 3 yang termurah dengan naik GBV Bus no 69. Setelah dihitung-hitung akan semakin hemat jika saya membeli tiket terusan 24 Hour GVB ticket seharga EUR 7.5. Bisa digunakan untuk pemakaian tidak terbatas naik bus, metro, dan tram GVB selama 24 jam setelah kartu diaktifkan. Artinya jika saya aktifkan kartunya sore ini pukul 16.00, saya masih bisa naik bus, metro, dan tram GBV hingga keesokan harinya paling lambat pukul 16.00.

Tiket terusan 24 Hour GBV ticket akan otomatis aktif pada saat pemakaian pertama (tap-in). Setiap akan turun dari bus/metro/tram kita diwajibkan untuk tap-out sebelum turun.



TRANSPORTASI DI AMSTERDAM


Sebetulnya tiket terusan 24 Hour GBV ticket seharga EUR 7.5 sudah cukup mumpuni kalau hanya sekedar jalan-jalan di dalam kota Amsterdam. Apabila ada rencana keluar kota seperti ke Zaanse Schans atau Volendam maka kita perlu membeli tambahan Amsterdam Region Ticket karena rute di luar kota Amsterdam tidak dilayani oleh perusahaan GBV. Harga Amsterdam Region Ticket ini EUR 13.5, berlaku 24 jam untuk pemakaian tidak terbatas alat transportasi milik perusahaan GBV, EBS, dan Connexxion sejak pertama kali diaktifkan.

Selain GBV ticket dan Amsterdam Region Ticket, ada juga kartu pintar lainnya seperti OV-chip yang mirip seperti octopus card di Hongkong atau EZ Link di Singapura. Namun setelah dihitung-hitung akan paling hemat jika menggunakan tiket terusan 24 Hour GBV Ticket selama berada di Amsterdam dan Amsterdam Region Ticket jika ingin berkunjung ke kota-kota sekitaran Amsterdam.

AKOMODASI DI AMSTERDAM


Agak PR untuk mencari akomodasi murah di Amsterdam tapi bukan hostel. Setelah menimbang-nimbang antara lokasi dan budget dapatlah titik temu di Easy Hotel Amsterdam (city center). Harga per malamnya IDR 1.5 juta, lumayan mahal memang. Untung hanya menginap 2 malam saja jadi tidak tekor terlalu banyak.

Yang paling saya suka dari hotel ini adalah lokasinya yang strategis. Dekat mana-mana dan dilalui 2 rute tram. Bonusnya lagi, hotel ini dekat dengan restoran Indonesia.

DAY 1MUSEUMPLEIN


Tidak banyak tempat yang saya kunjungi hari ini. Selain baru tiba di hotel lumayan sore, saya juga masih sedikit terasa jetlag akibat 3 penerbangan dari Jakarta ke Kuala Lumpur, Abu Dhabi, dan Amsterdam. Jadi agenda hari ini hanya berkunjung ke Museumplein.

Museumplein merupakan satu area dimana ada 3 museum dan concert hall Concertgebouw tumplek blek jadi satu. 3 museum itu terdiri dari Rijksmuseum atau Dutch National Museum yang didedikasikan untuk arts dan history. Lalu Van Gogh Museum yang menyimpan karya-karya dari pelukis Van Gogh sekaligus menjadi museum paling banyak dikunjungi di Belanda dengan total 2.3 juta kunjungan dalam 1 tahun. Terakhir Stedelijk Museum yang merupakan museum modern and contemporary art dengan arsitektur bangunan futureristik.



DAY 2ZAANSE SCHANS


Setelah kemarin hanya mengunjungi Museumplein, hari ini agendanya lumayan padat karena akan mengeksplor Amsterdam dan kota-kota disekitarnya dimulai dari Zaanse Schans. Zaanse Schans merupakan sebuah desa yang terkenal dengan kincir angin tradisionalnya. Bisa dicapai naik kereta atau naik Connexxion Bus no 391. Katanya sih kalau naik kereta bakalan jauh jalannya dari stasiun terdekat menuju Zaanse Schans (sekitar 1 km) jadi lebih baik naik bus kesana. Turun di halte terakhir, persis di depan Museum Zaanse Schans atau 5 menit berjalan kaki menuju gerbang desa.

Beberapa kincir angin di Zaanse Schans memang memasang tarif masuk tetapi beberapa lainnya bisa dimasuki secara gratis seperti kincir angin De Huisman. Di dalamnya kita bisa melihat beberapa mesin penggiling kuno yang masih beroperasi dan digerakkan secara manual oleh kincir angin.

Selain ada kincir angin konvensional, di Zaanse Schans juga terdapat rumah-rumah kayu kuno khas Belanda, museum shops menjual beragam souvenir, dan beberapa pabrik tradisional seperti pabrik keju dan pabrik liquor yang bisa dimasuki secara gratis.





VOLENDAM


Volendam sejatinya merupakan sebuah desa Nelayan yang bisa dicapai 30 menit naik bus no 316 dari Amsterdam Central. Dulunya penduduk Volendam berprofesi sebagai nelayan tradisional. Namun seiiring pembangunan bendungan di sekitar desa yang berdampak pada berkurangnya hasil tangkapan ikan maka mereka beralih profesi di sektor pariwisata.

Biasanya orang datang ke Volendam untuk berfoto ala Nyonya Meneer Belanda di studio foto yang banyak tersebar disana. Harganya EUR 20 untuk 2 orang, sudah termasuk foto hardcopy dan CD berisi softfile. Sehabis foto-foto bisa lanjut jalan-jalan di sekitar pelabuhan atau sekedar nongkrong di café sambil melihat barisan kapal hilir mudik.

Rumah-rumah di Volendam memiliki arsitektur khas yang berbeda dengan rumah kayu di Zaanse Schans atau tipikal bangunan di Amsterdam. Suasananya tenang dan sangat terasa nuansa pedesaan yang kental. Kalau mau membeli souvenir murah, sepertinya Volendam tempatnya. Soalnya saya kerap menemukan souvenir serupa dengan harga lebih murah dibandingkan di Amsterdam atau Zannse Schans.



BLOEMENMARKT & ALBERT CUYPSTRAAT


Setelah mengunjungi Zaanse Schans dan Volendam ternyata saya masih punya sisa waktu. Jadinya saya pergi ke pasar bunga terapung di Bloemenmarkt dan street market di Albert Cuypstraat. Untuk tiba di Bloemenmarkt, cukup naik tram nomor 16 dari Amsterdam Central turun di Muntplein, lalu dilanjut berjalan kaki 10 menit.

Selain menjual beragam jenis bunga, souvenir andalannya berupa benih bunga tulip yang dimasukkan ke dalam sepatu tradisional Belanda. Sebetulnya saya ingin membelinya, tapi takut disita di bandara karena masih harus singgah di beberapa negara sebelum balik ke Jakarta. Kalau saja Amsterdam pemberhentian terakhir, sudah pasti saya akan membawa pulang beberapa bungkus. Harganya juga tidak mahal-mahal amat.


Sedangkan Albert Cuypstraat bisa dicapai dengan naik tram nomor 16 turun di Albert Cuypstraat. Albert Albert Cuypstraat ini semacam jalanan yang disulap jadi street market seperti Ladies Market di Hongkong tapi dengan European Twist dan katanya paling besar seantero Amsterdam. Menjual berbagai macam barang mulai dari pakaian, kebutuhan rumah tangga, souvenir, sampai jajanan khas Belanda seperti waffle, poffertjes, herring broodjes dengan harga bersahabat. Jam bukanya dari pukul 09.00-17.00, Senin sampai Sabtu.



Karena hanya punya 1 hari penuh buat jalan-jalan di Amsterdam, saya cukup puas karena bisa mampir di banyak tempat dalam waktu terbatas. Memang masih belum sempat ke Edam, Marken, Keukenhof, dan Madurodam tapi tempat yang saya datangi cukup meninggalkan kesan “Belanda” mendalam. Semoga masih dapat berjumpa lagi di kemudian hari.


Cheers,

Instagram : @williamkellye
https://www.instagram.com/williamkellye/

#Europe #Travel #Backpacking #Explore #Wanderlust #Destination #Williamkellye #Paris #Amsterdam #Santorini #Rome #Athens


Rabu, 12 Februari 2020

EURO TRIP 2016 - PART 1 : 15 HARI, 6 NEGARA

Saat bumi gonjang-ganjing dilanda tiket promo ke Eropa seharga 6 jutaan oleh 2 maskapai full services timur tengah: Qatar dan Etihad, di bulan November 2015, seketika itu saya langsung menghubungi beberapa teman untuk merencanakan Euro Trip di musim panas tahun 2016. Sayangnya teman-teman saya terlalu banyak mikir untuk sekedar membeli "tiket pesawat miring" ke Eropa. Daripada menunggu suatu hal yang tidak pasti, akhirnya saya mengajak ibu saya untuk melakukan Euro Trip bersama di Bulan Juni 2016. Hitung-hitung sekalian “mamacation” yakan?

EURO TRIP 2016 - PART 1 : 15 HARI, 6 NEGARA
EURO TRIP 2016 - PART 2 : JALAN - JALAN DI KUALA LUMPUR DAN AMSTERDAM
EURO TRIP 2016 - PART 3 : JALAN - JALAN DI PARIS
EURO TRIP 2016 - PART 4 : JALAN - JALAN DI SANTORINI
EURO TRIP 2016 - PART 5 : JALAN - JALAN DI ATHENA
EURO TRIP 2016 - PART 6 : JALAN-JALAN DI FLORENCE, PISA, DAN CINQUE TERRE
EURO TRIP 2016 - PART 7 : JALAN-JALAN DI ROMA, ITALIA


TIKET PESAWAT & VISA


Tiket Etihad tujuan Kuala Lumpur - Amsterdam dan Rome - Jakarta seharga 6.3 juta sudah berhasil didapatkan di tangan. Berangkat tanggal 15 Juni, pulang tanggal 29 Juni. Total perjalanan 15 hari. Saya pilih masuk lewat Amsterdam karena konon katanya orang Indonesia paling mudah mendapatkan visa Schengen dari Belanda. Pengurusan visanya juga dilakukan di Kedutaan Besar Belanda tanpa ada campur tangan pihak ketiga (VFS) sehingga biaya pembuatan visanya jadi lebih murah. Saya mengurus visa Schengen 1 bulan sebelum berangkat dan dalam 5 hari, visa granted!

(Note: sejak Juni 2016 Kedutaan Belanda sudah tidak lagi melayani pengajuan pembuatan visa Schengen. Jika ingin mengajukan pembuatan visa Schengen dari Negara Belanda maka harus melalui VFS)


RUTE PERJALANAN


Saat pertama kali ke Eropa sudah pasti bawaannya ingin mengunjungi semua kota-kota populer di benua biru seperti London, Paris, Barcelona, Rome, Madrid, Swiss, Berlin, dan Santorini. Sayangnya tidak semua kota tersebut letaknya berdekatan. Bahkan untuk ke London saja diperlukan visa UK sebagai visa tambahan.

Lalu mau kemana saja selama berada di Eropa? Apakah ingin mengambil rute mainstream Eropa Barat, rute eksotis Eropa Timur, rute mediterranean Eropa Selatan, atau gabungan ketiganya. Disini pertimbangan budget dan preferensi masing-masing orang menjadi penentu utama rute perjalanan. Untungnya ibu saya mempercayakan sepenuhnya rute perjalanan kepada saya. Jadi saya menyusun itinerary betul-betul berdasarkan tempat-tempat yang saya mau dan suka.

Eropa Barat bukanlah destinasi yang murah bagi penduduk negara dunia ketiga. Tapi disitulah kota-kota paling populer seperti Paris, Amsterdam, Barcelona, dan Brussels berada. Sebaliknya negara di Eropa Timur cenderung lebih ramah di kantong backpacker dengan kota-kota anti-mainstream seperti Budapest, Prague, Warsaw, dan Bratislava. Sementara Eropa Selatan berada di tengah-tengah, tidak terlalu mahal, tidak juga terlalu murah, dan orang-orangnya paling ramah dan murah senyum.

Setelah melakukan riset yang tidak sebentar akhirnya diputuskan untuk mengambil rute gabungan antara Eropa Barat dan Eropa Selatan. Pertimbangannya karena sudah jauh-jauh ke Eropa jadi tanggung banget kalau tidak sekalian mampir ke Amsterdam dan Paris. Supaya tetap "on budget" maka jangan berlama-lama di Eropa Barat. Cukup 6 hari, 2 hari di Amsterdam dan 4 hari di Paris. Setelah dari Paris harus buru-buru pindah ke Yunani yang saat itu sedang krisis jadi apa-apanya serba murah. Kemudian lanjut traveling keliling Italia mulai dari Firenze, Pisa, Cinque Terre, dan Rome sebelum akhirnya kembali ke Jakarta.


TRANSPORTASI ANTAR NEGARA


Setelah dihitung-hitung ternyata tidak sedikit biaya yang mesti dikeluarkan untuk transportasi berpindah negara di Eropa. Walaupun ada Eurorail Global Pass tapi tetap saja jatuhnya tidak lebih murah karena bertepatan dengan peak season saat harga-harga terkerek naik. Saya pun juga sudah tidak lagi berumur di bawah 26 tahun jadi tidak bisa mendapatkan ekstra diskon Eurorail Pass.

Opsi bus mulai dilirik sebagai alternatif mengingat harganya yang stabil dan affordable walaupun cukup menyita waktu. Sementara tiket pesawat lebih “untung-untungan”. Kalau lagi beruntung masih bisa mendapatkan tiket pesawat dengan harga miring sekalipun saat peak season.

Berikut detail transportasi antar negaranya:

  • Jakarta to Kuala Lumpur by Airasia
  • Kuala Lumpur to Amsterdam by Etihad (IDR 6.3 Juta PP)
  • Amsterdam to Paris by Megabus (EUR 12.25)
  • Paris to Santorini by Aegean Airlines (EUR 240)
  • Santorini to Athens by Blue Star Ferry (EUR 41.5)
  • Athens to Rome by Ryan Air (EUR 46)
  • Rome to Firenze by Treintalia (EUR 19)
  • Firenze to Pisa by Trenitalia (EUR 8.4)
  • Pisa to Cinque Terre by Trenitalia (10.7)
  • Cinque Terre to Firenze by Trenitalia (EUR 16.7)
  • Firenze to Rome by Trenitalia (EUR 19)
  • Rome to Jakarta by Etihad

AKOMODASI


Perihal akomodasi paling murah memang jika menginap di hostel atau memanfaatkan coachsurfing. Namun karena kali ini saya bepergian dengan ibu saya maka faktor kenyamanan dan kepraktisan menjadi poin utama. Urusan harga menjadi nomor dua. Yang penting akomodasi yang dipesan berada di pusat kota, posisinya strategis, dekat halte/stasiun/terminal, berada di lingkungan yang aman, dan harganya tetap on budget.

Saat mencari akomodasi di Amsterdam dan Paris, sulit sekali mencari akomodasi yang sesuai kriteria saya. Banyak sih hotel yang bagus, lokasi premium, dekat mana-mana, tapi harganya selangit. Untungnya di Yunani dan Italia saya cukup mudah mencari hotel budget bagus di pusat kota dengan harga di bawah 1 juta.

Berikut ini list akomodasi yang saya pesan salama perjalanan di Eropa.
  • Day 1 - Day 3 : Easy Hotel Amsterdam
  • Day 3 - Day 6 : Hotel Charing Cross
  • Day 6 - Day 9 : Hotel Ptolemeos Pension
  • Day 9 - Day 11 : Argo Hotel Piraeus
  • Day 11 - Day 13 : Soggiorno Karaba
  • Day 13 - Day 15 : Albergo Marechiaro

ITINERARY


  • Day 0 : Jakarta to Kuala Lumpur by Airasia & Kuala Lumpur to Amsterdam by Etihad Airlines
  • Day 1 : Amsterdam (Museumplein, Rijkmuseum, Van Gogh Museum, Dam Square)
  • Day 2 : Amsterdam (Zaanse Schans, Volendam, Amsterdam Central, Bloemenmarkt, Albert Cuypstraat)
  • Day 3 : Amsterdam to Paris by Megabus
  • Day 4 : Paris (Chateu de Versailles, Eiffel Tower, Champs Elysees, Arc de Triomphe, Basilica Sacre Cour, Montmarte)
  • Day 5 : Paris (Musee du Louvre, Notre Dam, Opera, Gallery Lafayette, Pont Alexander III Bridge, Invalides, Musee D’Orsay)
  • Day 6 : Paris to Santorini by Aegean Airlines
  • Day 7 : Santorini (Fira, Oia)
  • Day 8 : Santorini (Fira, Firostefani)
  • Day 9 : Santorini (Fira, Perissa) / Santorini to Athens by Blue Star Ferries
  • Day 10 : Athens (Piraeus, Acropolis, Syntagma Square, Monastiraki, Flea Market, Temple of Zeus, Plaka, Anafiotika, Metro Mall) 
  • Day 11 : Athens to Rome by Ryan Air / Rome to Firenze by Trenitalia
  • Day 12 : Firenze to Pisa by Trenitalia / Pisa to Cinque Terre by Trenitalia / Cinque Terre to Firenze by Trenitalia
  • Day 13 : Firenze to Rome by Trenitalia
  • Day 14 : Rome (Vatican, Piazza di Spagna, Piazza del Popolo, Piazza di Trevi, Piazza Navona, Pantheon, Roman Forum, Colosseum)
  • Day 15 : Rome to Jakarta by Etihad Airlines


Instagram : @williamkellye
https://www.instagram.com/williamkellye/

#Europe #Travel #Backpacking #Explore #Wanderlust #Destination #Williamkellye #Paris #Amsterdam #Santorini #Rome #Athens


JALAN - JALAN DI SEOUL KOREA - PART 1

Kalau ditanya pilih Jepang atau Korea, saya pilih Jepang. Tapi kalau ditanya pilih Tokyo atau Seoul, jelas saya pilih Seoul! Saya bukan...