Kamis, 04 Januari 2018

JALAN - JALAN DI INDIA PART 2 : AGRA

Sudah 4 jam lamanya saya menunggu kereta tujuan Agra tiba di stasiun kereta Charbagh Lucknow. Rasanya sudah tidak terhitung berapa banyak kereta yang datang silih berganti. Rata-rata kereta yang lewat penampilannya lusuh, tidak terawat, catnya banyak yang terkelupas, dan bocel sana sini.

Dalam hati, saya membatin, semoga kereta tujuan Agra nanti tidak busuk-busuk amat mengingat saat itu yang tersisa hanya tiket sleeper train Air Conditioner 3-Tier (3 AC) dan dengan amat terpaksa saya harus membelinya. Pinginnya sih membeli tiket kereta First Class atau Second Class tapi apa daya, saat itu sudah habis terjual.


Sekedar informasi, ada 6 tipe kelas di kereta India:

1. Air Conditioner First Class (1 AC)
Kelas tertinggi. Paling mahal, paling mewah. Dalam 1 gerbong biasanya hanya memuat 18-24 penumpang dengan 1 kabin terdiri dari 2 bed atau 4 bed (2 atas, 2 bawah)

2. Air Conditioner Second Class (2 AC)
Kelas di bawah First Class tapi paling banyak dijumpai di kebanyakan kereta di India. Dalam 1 kabin terdiri dari 4 bed (2 atas, 2 bawah) di kiri dan 2 bed (1 atas, 1 bawah) di kanan. 

3. Air Conditioner 3-Tier (3 AC)
Kelas ekonomi/kelas tiga. Dalam 1 kabin terdiri dari 6 bed (2 atas, 2 tengah, 2 bawah) di kiri dan 2 bed di kanan (1 atas, 1 bawah). Rata-rata 1 gerbong memuat 64-72 penumpang.

4. AC - Chair Class (CC)
Tipe kereta pada umumnya. Dengan pengaturan bangku seperti di pesawat/bus. Dalam 1 row terdapat 2 bangku di kiri, 3 bangku di kanan. Pilihan tepat jika kota tujuan tidak terlalu jauh.

5. Sleeper Class (SL)
Sama seperti Air Conditioner 3-Tier (3 AC) cuman bedanya Sleeper Class ini tidak berpendingin udara. Ada 6 bed di kiri dan 2 bed di kanan.

6. 2nd Class (2S) Unreserved Seating
Dikenal juga dengan sebutan unreserved class dan merupakan kelas paling murah. Karena tempat duduknya terserah, penumpangnya bebas duduk dimana pun, termasuk di atas lantai. Biasanya paling ramai sampai-sampai 1 gerbong bisa penuh dengan manusia.

Begitu kereta tujuan Agra tiba, mulanya saya agak sanksi melihat penampilan eksteriornya. Tapi begitu melihat interior di dalam gerbong kelas 3 (3 AC) saya sedikit lega. Masih acceptable lah. Malah cukup nyaman buat tidur selama 6 jam perjalanan dari Lucknow ke Agra.


AKOMODASI DI AGRA


Saya menginap di Zostel Agra, jaringan hostel cukup terkenal di India. Harga per malamnya INR 400 atau IDR 80,000. Selain reputasinya cukup bagus, Zostel Agra ini lokasinya cukup strategis, hanya 1.5 km dari pintu masuk timur Taj Mahal. Jadi kalau ke Taj Mahal tinggal jalan kaki saja. Di samping itu restoran hostelnya bersih, menunya bervariasi, dan harganya murah meriah. Saya memang agak "picky" untuk urusan makanan di India agar terhindar dari diare atau "Delhi Belly". Untungnya selama disana saya sehat-sehat saja.


DAY 2
STASIUN AGRA CANTT


Tiba di Agra Cant saya langsung menuju konter prepaid taksi untuk memesan taksi ke Zostel Agra. Prepaid taksi merupakan solusi transportasi untuk para traveler di India karena harganya jelas dan sudah diatur pemerintah. Jadi tidak bakal kena scam atau kena tipu. Saya pribadi lebih suka naik prepaid taksi ketimbang harus tawar menawar tuk-tuk di pinggir jalan.


AGRA, INDIA


Beres check in, mandi, sarapan, dan meletakkan barang-barang di hostel, saya memesan taksi untuk mengunjungi 3 tempat di Agra: Mehtab Bagh, Baby Taj Mahal, dan Fatehpur Sikri. Spesial untuk Taj Mahal memang saya agendakan untuk keesokan paginya karena lebih sepi sekaligus ingin menikmati moment sunrise disana.

MEHTAB BAGH


Tujuan pertama adalah Mehtab Bagh. Sebuah taman diseberang Taj Mahal yang dipisahkan oleh Sungai Yamuna. Dulunya Shah Jahan (Mughal Emperor) ingin membangun Black Taj Mahal di area Mehtab Bagh namun sayangnya dia keburu dipenjara oleh anaknya sendiri sebelum pembangunan Black Taj Mahal sempat dimulai.

Saya pribadi suka sekali taman di Mehtab Bagh ini. Tempatnya tidak touristy sehingga lebih sepi turis ketimbang Taj Mahal. Sekalipun saya datang kesana siang-siang, hanya ada saya dan 3 orang pengunjung lainnya. Jadi berasa taman milik pribadi.





BABY TAJ MAHAL


Dari Mehtab Bagh, tujuan berikutnya Baby Taj Mahal. Dalam bahasa lokal sering disebut juga Tomb of I'timad-ud-Daulah dan sejatinya merupakan sebuah makam (tomb) untuk keluarga Shah Jahan. Dibangun tahun 1628, Baby Taj Mahal menjadi inspirasi pembangunan Taj Mahal yang skalanya jauh lebih besar.




FATEHPUR SIKRI


Terakhir saya mengunjungi Fatehpur Sikri. Suatu tempat berjarak 40 km dari Agra yang dulunya "Holy Man" bernama Shaikh Salim Chrishti pernah tinggal. Alkisah Raja Akbar (Mughal Emperor) tidak juga dikaruniai anak laki-laki untuk meneruskan tahta kerajaan. Hingga akhirnya dia berkonsultasi dengan "Holy Man" yang kemudian meramalkan kelahiran anak laki-laki (Jahangir, bapaknya Shah Jahan) penerus kerajaan.

Tak lama berselang, ramalan tersebut menjadi kenyataan. Saking senangnya, Raja Akbar memindahkan ibu kota Kerajaan Mughal ke Fatehpur Sikri dan membangun 3 istana disana. 1 istana untuk istrinya yang beragama Islam, 1 istana untuk istrinya yang beragama Kristen, dan 1 istana untuk istrinya yang beragama Hindu.

Sayangnya Fatehpur Sikri hanya sebentar menjadi ibu kota Kerajaan Mughal. Dari tahun 1572-1585 sebelum akhirnya dipindahkan ke New Delhi. Konon katanya, krisis air menjadi faktor utama penyebab ditinggalkannya Fatehpur Sikri.







SUNSET TAJ MAHAL


Sore harinya saya direkomendasikan orang hostel untuk menikmati sunset dari pinggir sungai Yamuna di samping Taj Mahal. Spotnya gratis tidak dipungut biaya. Lumayan lah view-nya walaupun kurang begitu spektakuler.




DAY 3
TAJ MAHAL


Pukul 4.30 pagi, alarm saya sudah berbunyi. Saya segera bersiap untuk menuju Taj Mahal dan buru-buru mengantri agar bisa menjadi segelintir orang pertama yang masuk ke Taj Mahal. 

Konon katanya bagi pasangan yang berfoto selfie di Taj Mahal, cinta mereka akan kekal abadi. Sementara saya, dasar jomblo traveler, malah sibuk cari orang untuk bantuin foto diri.). Tapi karena datangnya terlalu dan masih sepi, saya malah jadi sibuk mencari permukaan datar untuk meletakkan kamera dan pasang timer.

Anyway Taj Mahal sendiri memang bagus-bagus amat. Dibangun tahun 1632, Taj Mahal merupakan sebuah makam yang dibangun oleh Shah Jahan (Mughal Emperor) untuk istri tercintanya, Mumtaz Mahal, yang meninggal saat melahirkan anak ke 14. Nantinya Shah Jahan juga dimakamkan di Taj Mahal bersebelahan dengan makam Mumtaz Mahal.

Taj Mahal berdiri di area seluas 17 hektar yang terdiri dari masjid, guest house, Taj Mahal, dan taman indah di seklilingnya. Setiap tahun Taj Mahal dikunjungi 7-8 juta pengunjung. Kalau ke India tapi tidak kesana, duh sayang banget. Biarpun di cap touristy atau mainstream destination, ada sesuatu yang spesial mengenai Taj Mahal. Dan itu hanya bisa dirasakan jika kita berada disana. Megah, indah, dan Romantis mungkin 3 kata paling menggambarkan Taj Mahal.






DOWNTOWN AGRA


Dari Taj Mahal saya kemudian berkeliling downtown Agra mencari rooftop restaurant. Entah kenapa saya masih belum puas melihat Taj Mahal jadi saya lanjut menikmati keindahan Taj Mahal dari ketinggian sambil sarapan pagi. Sekalipun restorannya menawarkan view keren tapi dia tidak overcharged. Harga makanan dan minuman yang ditawarkan sama saja dengan restoran di pinggir jalan.






BABY TAJ MAHAL (LAGI) DAN AGRA FORT


Beres sarapan saya kembali lagi ke hostel untuk mandi dan bersiap-siap untuk check out karena sore harinya saya akan melanjutkan perjalanan naik sleeper train menuju Jaipur. Tapi sebelum itu saya masih punya waktu beberapa jam di Agra yang kemudian saya manfaatkan untuk mengunjungi Baby Taj Mahal (lagi) dan Agra Fort bersama teman-teman hostel. 

Total kami berlima, 1 dari Inggris, 1 dari Amerika, 2 dari India, dan saya dari Indonesia. Asiknya punya teman lokal asal India begini, saya tinggal duduk manis saja. Karena dia yang memesan tuk-tuk, menawar harga, menjadi translator, dan sesekali menjadi tour guide dadakan menjelaskan sejarah tiap tempat yang kami kunjungi berdasarkan hasil browsing di internet. Saya sih senang-senang saja, secara dapat teman jalan sekaligus tukang foto pribadi. Hehe.

Sekalipun baru kemarin saya berkunjung ke Baby Taj Mahal tapi kunjungan kali ini tetap , sama berkesannya. Mungkin karena di sepanjang kunjungan saya sibuk bercanda dengan teman-teman hostel dan kami membahas segala hal mulai dari what do and don't saat traveling di India, tips and trick supaya terhindar dari "Delhi Belly", macam-macam scam di India yang harus kamu tahu, hingga topik berat seperti India dan situasi politiknya.




Sementara di Agra Fort, lagi-lagi saya dibuat kagum dengan keindahan arsitektur dan kemegahan benteng serba merah ini. Dibangun antara tahun 1565-1573, Agra Fort dulunya menjadi tempat tinggal dinasti Mughal hingga tahun 1638 sebelum ibu kotanya dipindahkan dari Agra ke New Delhi. 

Benteng ini luar biasa luas (38 hektar) dan terdiri dari banyak ruangan dan bangunan di dalamnya. Perlu waktu 2 jam untuk kami menjelajahi setiap sudutnya. Dari satu titik tertingginya, dapat terlihat pemandangan kota Agra, Sungai Yamuna, dan Taj Mahal di kejauhan.






STASIUN AGRA CANTT


Dari Agra Fort saya kembali lagi ke hostel untuk chill out dan bersantai sambil menunggu jam keberangkatan kereta ke Jaipur. Saya sengaja berlama-lama di hostel karena "trauma" menunggu di stasiun seperti yang terjadi di Stasiun Charbagh Lucknow. Dimana saya harus berbagi tempat dengan sapi, kerbau, tikus, dan anjing. Yuck. 

Barulah 1 jam sebelum jadwal keberangkatan kereta saya memesan tuk-tuk menuju Stasiun Agra Cant. Kebetulan teman sekamar hostel juga mau menuju stasiun kereta, saya ajak saja untuk patungan tuk-tuk. Lumayan, saya jadi hanya perlu membayar INR 50 saja. Kemudian sampai di stasiun kami harus berpisah karena mereka lanjut menuju New Delhi sedangkan saya ke Jaipur.
Bye-bye Agra, hello Jaipur.




- BERSAMBUNG -


Senin, 01 Januari 2018

Jalan - Jalan di Paris, Prancis

Sejak pertama kali merencanakan Euro trip ini, Paris menjadi kota teratas dalam Iist tempat yang mesti dikunjungi. Bagaimana tidak, banyak film populer mengambil Paris sebagai lokasi syutingnya seperti Devils Wears Prada, The Tourist, Paris Je Táime, dan The Da Vinci Code. Berjalan-jalan di Paris bagaikan sedang berada di dalam adegan film Hollywood.

EURO TRIP 2016 - PART 1 : 15 HARI, 6 NEGARA
EURO TRIP 2016 - PART 2 : JALAN - JALAN DI KUALA LUMPUR DAN AMSTERDAM
EURO TRIP 2016 - PART 3 : JALAN - JALAN DI PARIS
EURO TRIP 2016 - PART 4 : JALAN - JALAN DI SANTORINI
EURO TRIP 2016 - PART 5 : JALAN - JALAN DI ATHENA
EURO TRIP 2016 - PART 6 : JALAN-JALAN DI FLORENCE, PISA, DAN CINQUE TERRE
EURO TRIP 2016 - PART 7 : JALAN-JALAN DI ROMA, ITALIA

AMSTERDAM TO PARIS


Dari Amsterdam saya naik Megabus menuju Paris. Lumayan murah meriah. Cukup membayar EUR 12.25 untuk 8 jam perjalanan. Saya booking online lalu tinggal tunjukkan bukti pemesanan saat akan naik bus. Tidak ada nomor kursi jadi pilih kursinya siapa cepat dia dapat. Jadi jangan telat dan jangan pilih kursi yang dekat toilet. 

Pool bus Megabus di Amsterdam ada di Amsterdam Sloterdijk Rail Station sedangkan di Paris di Bercy. Keduanya dapat dijangkau dengan transportasi umum (Metro di Paris, Tram di Amsterdam) jadi tidak perlu naik taksi untuk kesana sekalipun membawa koper lumayan besar. Kalau baru pertama kali naik Megabus pastikan untuk datang 30 menit lebih awal supaya bisa survey lokasi dan mencari halte busnya. Bus akan tiba 10-15 menit sebelum jam keberangkatan.

Selama perjalanan bus akan beberapa kali berhenti untuk memberikan waktu kepada para penumpang untuk ke toilet atau jajan termasuk di Terminal Sentral Belgia selama 30 menit. Overall Megabus ini cukup nyaman karena sepanjang perjalanan saya bisa tidur dengan nyenak. Juga ada fasilitas free wifi.

TRANSPORTASI DI PARIS


Transportasi di Paris sudah cukup mature. Segala jenis sarana ada disana mulai dari RER, Metro, City Bus, Airport Bus, Taksi, tram, dan Uber. Tapi hanya dengan Metro kita sudah bisa kemana-mana di Paris. Bagaimana tidak, Metro di Paris memiliki 16 jalur dan 302 stations dengan panjang lintasan 214 km. Setiap harinya Metro di Paris mengangkut 4.2 juta penumpang atau 1.5 milyar penumpang dalam 1 tahun. Menjadikan Metro di Paris nomor 2 paling sibuk di Eropa setelah metro di Moskow, Russia.

Ada 3 macam tipe tiket Metro di Paris. Berikut penjelasannya supaya tidak bingung.

  • t+ ticket : single ticket untuk pemakaian 1x untuk penggunaan segala jenis metro lines, city bus (kecuali Orlybus dan Roissybus ke bandara), tram, dan funicular di Montmarte. Harga t+ ticket sebesar EUR 1.9. Jika membeli 10 t+ ticket (1 carnet) harganya menjadi EUR 16.90.
  • Mobilis Ticket : tiket terusan harian yang bisa dipakai untuk pemakaian tidak terbatas metro, RER, city bus, tram, dan funicular. Harganya bervariasi tergantung jumlah zona yang dipilih. Harga mobilis untuk 2 zona sebesar EUR 7.50, 3 zona EUR 10.00, 4 zona EUR 12.40, dan 5 zona EUR 17.80.
  • Navigo Pass : tiket terusan mingguan yang bisa dipakai untuk pemakaian tidak terbatas metro, RER, city bus, tram, dan funicular dari zona 1-5 termasuk Disneyland, CDG Airport, Orly Airport, dan Chateau de Versailles. Karena berlaku mingguan, Navigo berlaku dari hari Senin pagi (00.00) hingga Minggu malam (23.59). Harganya EUR 22.80.

Kalau mau ke Bandara Charles de Gaulle bisa naik taksi, uber, RER-B, atau bus. Saya pribadi lebih suka naik RER-B karena paling murah dan efisien. Harganya EUR 10.30 untuk perjalanan sekitar 45 menit. Sediakan waktu sekitar 3-4 jam sebelum keberangkatan pesawat karena RER ini kadang suka telat datang atau tiba-tiba mogok.

Note:
Central Paris berada di zona 1
CDG Airport berada di zona 5
Orly Airport dan Versailles berada di zona 4

AKOMODASI DI PARIS


Selama di Paris saya menginap di Hotel Charing Cross dengan harga permalam EUR 184. Lokasinya super strategis karena dekat Metro Saint Augustin, dekat Terminal Gare Saint Lazare, dekat supermarket, dan banyak gerai fast food 24 jam. Saking strategisnya, terkadang kalau lagi jalan-jalan lalu kebelet pipis, saya akan bela-belain balik ke hotel sekedar buat ke toilet. Hitung-hitung bisa hemat EUR 1 kan kalau pakai toilet umum. 

DAY 3
TROCADERO


Setelah tiba dari perjalanan dari Amsterdam menuju ke Paris dan check in di hotel, saya langsung menuju Trocadero. Dari hasil browsing di internet, Eiffel Tower ini paling bagus kalau disaksikan dari Trocadero. SETUJU! Best view banget sih ini!

Karena Trocadero ini lokasinya turis banget jadi biasanya selalu ramai sepanjang waktu. Hati-hati dengan barang bawaan karena disana banyak copet. Selalu waspada kalau ada orang tidak dikenal yang tiba-tiba ramah, mengajak ngobrol, atau minta tanda tangan. 

Di Trocadero juga banyak scam artist yang sering mengajak turis bermain tebak bola pingpong dalam gelas. Ini juga lebih baik dihindari, tidak usah ikut-ikutan karena pasti kalah dan ditipu. 

EIFFEL TOWER


Kunjungan ke Paris tidak akan lengkap jika tidak berkunjung ke Eiffel Tower yang dibangun tahun 1889 dengan ketinggian 324 meter. Untuk naik ke observatory deck-nya ada 4 macam tiket masuk.
  • EUR 16.30 untuk menggunakan akses lift menuju lantai 2
  • EUR 25.50 untuk menggunakan akses lift menuju lantai paling atas
  • EUR 10.20 untuk menggunakan tangga menuju lantai 2
  • EUR 19.40 untuk menggunakan tangga menuju lantai 2 lalu akses lift menuju lantai paling atas

DAY 4
CHATEAU DE VERSAILLES

Kalau ada 1 istana yang wajib dikunjungi selama berada di Paris, Chateau de Versailles jawabannya. Istana ini megah, mevvah, dan grande. Dulunya dipakai sebagai tempat tinggal Marie Antoinette sebelum akhirnya dia dihukum mati oleh rakyat Prancis karena hidup bermewah-mewahan di saat penduduk Prancis banyak yang kelaparan dan hidup miskin akibat perang.

Terlepas dari sejarah kelam dari Chateau de Versailles, kalau berkunjung kesana pastikan datang sedari pagi dan sudah membeli tiket secara online. Jadi tidak buang-buang waktu lagi untuk antri. 

Untuk kesana, cara paling murah adalah dengan naik RER-C atau kereta komuternya Parisian. Belilah tiket dengan tujuan Versailles Rive Gauche. Ingat ada 3 stasiun dengan nama Versailes tapi hanya stasiun Versailes Rive Gauche lah yang benar dan paling dekat dengan pintu masuk Chateau de Versailles. Sampai di stasiun Versailles Rive Gauche, kita tinggal berjalan kaki 15 menit menuju Chateau de Versailles. Jangan khawatir kesasar karena petunjuknya banyak dan jelas.




SACRE COUR


Di Paris ada beberapa tempat untuk menikmati pemandangan kota Paris dari ketinggian seperti di Eiffel Tower, Arc de Triomphe, Montparnasse Tower, dan Pantheon. Namun untuk bisa masuk kesana mesti berbayar dan tiketnya tidak masuk budget karena mahal. Setelah dicari-cari ketemu juga tempat gratisan buat melihat view kota Paris dari atas. Sacre Cour namanya.



THE SINKING HOUSE


Lokasi ini cukup populer baik di instagram maupun di internet. Lokasinya persis di samping Sacre Cour tapi membutuhkan sedikit "imajinasi" untuk menemukannya.


MONTMARTE


Boleh dibilang ini adalah daerah paling favorit saya di Paris. Lokasinya masih satu area dengan Sacre Cour. Jalanan cobblestone serta deretan cafe/resto lucu dan gemes sukses mencuri hati saya.


DAY 5
MUSEE DE LOUVRE


Museum terbesar dan paling banyak dikunjungi di dunia dengan 9.6 juta kunjungan dalam 1 tahun. Dulunya bangunan ini difungsikan sebagai istana kerajaan (Royal Palace) sebelum dialih fungsikan menjadi museum. Kini ada 38,000 objek yang dipajang disana termasuk lukisan Monalisa yang terkenal. 

Tiket masuk ke Musee du Louvre sebesar EUR 17 jika dibeli secara online atau EUR 15 jika on the spot. Tiket masuk akan gratis untuk setiap pengunjung pada hari Sabtu pertama setiap bulannya atau saat Bastille Day tanggal 14 July.


BIR HAKEIM


Selain Trocadero, spot asik lainnya untuk menikmati Eiffel Tower dari Bir Hakeim. Dibandingkan Trocadero, Bir Hakeim lebih sepi sehingga kita bisa foto narsis tanpa perlu takut bocor atau malu dilihat ribuan turis lainnya.

CHAMP DE MARS


Rasanya tidak akan pernah bosan melihat Eiffel Tower. Dalam pencarian spot-spot asik lainnya dengan background Eiffel Tower, ketemulah Champ de Mars. Taman luas persis di depan Eiffel Tower yang biasa dipakai oleh Parisian untuk piknik, berjemur, atau sekedar nongkrong menikmati hari sambil makan baguette biar dikira Parisian.

LES INVALIDES


Kompleks bangunan yang terdiri dari monumen dan museum ini dibangun dari tahun 1671 hingga 1678. Disini pulalah terdapat makam dari tokoh revolusi Prancis, Napoleon Bonaparte. Bukan cuman bangunan utamanya yang keren tapi taman di depannya juga bagus dan terawat.

Kunjungan di Les Invalides ini menjadi penutup kunjungan di Paris. Karena besok pagi-pagi saya harus ke Bandara Charles de Gaulle untuk mengejar pesawat tujuan ke Santorini.




Instagram : @williamkellye
https://www.instagram.com/williamkellye/

#Europe #Travel #Backpacking #Explore #Wanderlust #Destination #Williamkellye #Paris #Amsterdam #Santorini #Rome #Athens



Minggu, 03 Desember 2017

TRANSIT DI KUALA LUMPUR - MALAYSIA

Pesawat Airasia yang saya tumpangi mendarat mulus di KLIA-2 pukul 6 pagi. Padahal pesawat lanjutan saya ke Jakarta baru akan berangkat sekitar pukul 1 siang. Artinya ada 7 jam lebih waktu transit di KLIA-2. Memang sih ada macam-macam toko di KLIA-2 buat cuci mata. Mulai dari toko fashion, toko souvenirbranded stores, aneka restoran, coffee shop, dan sebangsanya. Tapi bosan juga kalau hanya berdiam diri di KLIA-2 sampai siang.

Daripada mati gaya di bandara saya berpikir keras mau pergi kemana dalam waktu tanggung begini. Mau ke Kuala Lumpur tapi kok kejauhan. Naik bus saja perlu waktu 1 jam. Belum lagi ditambah waktu antrian imigrasi keluar & masuk yang tidak sebentar. Lagipula pagi-pagi begini masih banyak toko belum pada buka. Dan lagi hampir semua tempat touristy di Kuala Lumpur sudah pernah saya kunjungi semua. Jadi agak malas rasanya harus mengulang untuk kali kedua.

Di tengah kegalauan ini tercetuslah ide untuk jalan-jalan ke Putrajaya. Putrajaya merupakan sebuah kota administratif Malaysia seluas 5,000 hektar yang jaraknya 40 km dari Kuala Lumpur atau 30 km dari bandara KLIA-2. Karena baru dibangun tahun 1995, Putrajaya ini kotanya rapih dan teratur. Tidak tampak kabel listrik awut-awutan, tidak ada bangunan liar. Semua pembangunannya sudah dipikirkan dengan matang dan cermat.

Ada banyak sekali tempat menarik di Putrajaya, diantaranya:
  • Putrajaya Botanical Garden (taman botanical terbesar di Malaysia dengan luas 92 hektar dan koleksi 7,000 spesies tanaman)
  • Masjid Putra (mampu menampung hingga 15,000 jamaah)
  • Perdana Putra (Prime Minister's Office)
  • Astaka Morocco (bangunan bergaya Maroko yang dibangun atas kerjasama Pemerintah Malaysia dengan Pemerintah Maroko)
  • Dataran Putra (alun-alun tempat diadakan perayaan penting di Putrajaya, seperti parade kemerdekaan setiap bulan Agustus)
  • Palace of Justice (Istana Kehakiman)


DARI KLIA-2 KE PUTRAJAYA


Cara termudah menuju Putrajaya adalah dengan naik KLIA-Transit, lalu turun di stasiun Putrajaya. Harganya MYR 9.40 kalau berangkat dari KLIA-2 atau MYR 14,00 kalau dari KL Sentral. Tidak mahal-mahal amat. Lama perjalanan 18 menit dari KLIA-2 atau 20 menit dari KL Sentral. 

Setibanya di stasiun Putrajaya bisa langsung disambung naik Grab/taksi/bus umum menuju tempat wisata di Putrajaya. Karena keterbatasan waktu, saya hanya mengunjungi 3 tempat disana:

  1. Masjid Putra
  2. Perdana Putra (Prime Minister's Office)
  3. Astaka Morocco

MASJID PUTRA


Masjid Putra dibangun dengan arsitektur campuran antara Persia, Malaysia, dan Arab. Design minaret setinggi 116 m nya terinspirasi dari Masjid Syekh Omar di Baghdad dan dinding basemennya dibuat menyerupai Masjid King Hassan di Casablanca, Maroko. Dengan kubah ikoniknya yang bewarna pink, Masjid Putra ini sering dijadikan ikon dari Putrajaya dan juga gambar postcard.



PERDANA PUTRA (PRIME MINISTER'S OFFICE)


Siapa sangka bangunan unik 6 lantai dengan atap berbentuk bawang ini menjadi ruang kerja Perdana Mentri Malaysia. Kalau di Indonesia mungkin bisa disamakan seperti Istana Negara. Dibangun dari tahun 1997 hingga 1999, Perdana Putra ini kental akan arsitektur bergaya Islamic-Mogul. Letaknya persis di sebelah Masjid Putra dan dekat danau. Jadi biasanya Perdana Putra dan Masjid Putra dikunjungi bersamaan



ASTAKA MOROCCO


Salah satu bangunan "hidden gem" di Putrajaya karena keberadaan dan lokasinya belum banyak orang yang tahu. Sesuai namanya, Astaka Morocco ini didesain simetris di ke empat sisinya dengan detail dan ornamen khas Maroko. Sehingga membuat kita yang berkunjung kesana berasa sedang berada di Casablanca. Karena memang semirip itu. Kalau kesana jangan lupa mampir ke bagian tengahnya dimana terdapat sebuah air mancur spektakuler.




PUTRAJAYA KE KLIA-2


Setelah puas mengelilingi Astaka Morocco, saya lalu memesan Grab menuju Stasiun Putrajaya untuk kemudian naik kereta KLIA transit menuju KLIA-2. Total saya hanya memerlukan waktu sekitar 5 jam-an untuk perjalanan singkat di Putrajaya. Dari mulai mengantri keluar imigrasi, naik kereta KLIA transit menuju Putrajaya, lalu keliling Masjid Putra, Perdana Putra, dan Astaka Morocco, sampai balik lagi ke airport. Highly recommended lah kalau kebetulan sedang transit di KLIA minimal 6 jam. Daripada mati gaya di airport yakan?



Instagram : @williamkellye
https://www.instagram.com/williamkellye/

#Travel #Backpacking #Explore #Wanderlust #Destination #Williamkellye #KualaLumpur #Malaysia #Putrajaya

JALAN - JALAN DI SEOUL KOREA - PART 1

Kalau ditanya pilih Jepang atau Korea, saya pilih Jepang. Tapi kalau ditanya pilih Tokyo atau Seoul, jelas saya pilih Seoul! Saya bukan...